Pura Agung Kentel Gumi
"Tri Guna Pura" dengan Fungsi "Penyegjeg Jagat"
PURA Agung Kentel gumi terletak di Desa Tusan, Banjarangkan,
Klungkung. Merupakan salah satu Pura kahyangan Jagat Bali, sungsungan umat
Hindu sebagai stana Ida Sang Hyang Reka Bhuwana. Pura ini berfungsi sebagai
tempat memohon kedegdegan jagat. Sebagaimana dipaparkan dalam lontar Raja
Purana batur, Pura Agung Kentel Gumi merupakan Tri Guna Pura (Kahyangan
Tiga-nya Jagat Bali). Pura Batur/Tampurhyang sebagai Pura Desa-nya (mohon
kesuburan), Pura Kentel Gumi sebagai Puseh (Kedegdegan jagat) dan Pura Agung
Besakih/Tohlangkir sebagai Dalem (kesucian sekala niskala).
Terkait catatan tentang Tri Guna Pura, ternyata bukan ditemukan
di Pura Agung Kentel Gumi, melainkan termuat dalam Raja Purana Batur yang
tersimpan di Pura Batur, Kintamani, Bangli. Berdasarkan penelusuran tokoh agama
dan pengurus PHDI bahwa Tri Guna Pura ini sebelumnya nyaris tak ada yang tahu,
sehingga Pura Kentel Gumi seperti ikut terlupakan.
Terungkapnya fungsi Tri Guna Pura itulah yang menjadi salah satu
dorongan melakukan pemugaran Pura Kentel Gumi. Selain karena kondisi fisik
bangunan, memang banyak yang sudah keropos. Pemugaran, sedapat mungkin
dilakukan dengan mempertahankan "keaslian" pura — detail pelinggih,
tembok, serta corak dan ragam hias ukiran diupayakan semirip mungkin dengan
aslinya. Kalaupun ada tiruan, bahan dan garapan harus ditiru dari dokumentasi
berupa foto-foto Pura Kentel Gumi yang masih tersimpan.
Pura Agung Kentel Gumi terdiri atas empat halaman utama.
Utamaning Utama Mandala terdiri atas 23 pelinggih di antaranya Lingga Reka
Bhuwana/Pancer Jagat, Meru Tumpang Solas (pelinggih Ida Sanghyang Reka
Bhuwana). Di sisi utara (kompleks pelinggih Bathara Maspahit), terdiri atas
enam pelinggih. Pelinggih utama Gedong stana Bathara Maspahit. Di sisi selatan,
kompleks pelinggih Batara Masceti, terdapat 9 pelinggih, Gedong merupakan stana
Batara Masceti.
Utàma Mandala - beda dengan utamaning utama mandala. Di sini
terdapat sumanggen sebagai ciri utama. Ada juga perantenan suci, dengan ciri
pelinggih Lumbung Agung/tempat penetegan. Sedangkan di Madya Mandala (tengah).
Di sini terdapat empat pelinggih, salah satunya pelingguh Bale Agung, Gedong
Sari stana Batari Saraswati. Nista Mandala (jaba sisi/luar). ada dua Padmasari.
Pelinggih-pelinggih itu bagian dan perluasan Pura Agung Kentel Gumi,
yang diawali Mpu Kuturan masa pemenintahan Raja Bali Kuna dan dinasti Warmadewa
yakni Raja Udayana Warmadewa dengan permaisuri Putri Mahendradatta. Purana
mencatat, setelah Mpu Kuturan, Pura Kentel Gumi diperluas dengan pembangunan
pelinggih, menyusul berkuasanya Sri Haji Cili Kresna Kepakisan (bungsu
Danghyang Soma Kepakisan) yang diminta Mahapatih Gajah Mada/Majapahit menjadi
adipati Bali pasca kalahnya Raja Sri Tapolung di Bedahulu.
Dalam perjalanan menuju Bali, Dalem Cili Kresna Kepakisan tiba
di Tusan. Dalem tahu keutamaan tempat suci/parahyangan Kentel Gumi. Bersama
pangiringnya, dipimpin Arya Kenceng dan warga, dilakukan perbaikan
membangun/menambah pelinggih. Di antaranya Meru Tumpang Solas, Padmasana, Meru
Tumpang Sia, Tumpang Pitu, Tumpang Lima, Tumpang Telu dan pelinggih lainnya.
Termasuk palinggih dasar sebagai stana Ida Dewi Basundari.
Terlupakannya Tri Guna Pura Agung Kentel Gumi, luput pula
ingatan orang tentang salah satu aci (upacara) pokok yang semestinya digelar di
Pura Agung Kentel Gumi sesuai fungsinya sebagai Pura Puseh Jagat, yakni Upacara
Panyegjeg Jagat (upacara Reka Bhumi). Tersurat dalam sastra — baik purana atau
babad — upacara Panyegjeg Jagat digelar ketika Raja Dalem Waturenggong
bertahtha di Gelgel sekaligus mengukuhkan Pura Kentel Gumi sebagai Tri Guna
Pura. Selain Pura Besakih dan Pura Batur.
Ketika Raja Dalem Waturenggong memerintah, Pulau Bali mencapai
kesejahteraan dan ketenteraman. Karena kewibawaan dan keberanian Raja yang
diabaratkan Sanghyang Hari Murti bentangan empat (Catur Bhuja). Raja Dalem
Waturenggong menggelar yadnya di Khayangan Jagat, Eka Dasa Rudra di Besakih,
Pancawali Krama di Batur dan Panyegjeg Jagat di Kentel Gumi. Itu yang kemudian
dijadikan acuan digelarnya upacara Panyegjeg Jagat di Pura Kentel Gumi.
Diperkirakan, sejak 548 tahun lalu upacara Penyegjeg Jagat tidak pernah
digelar. Perkiraan itu dikarenakan Dalem Waturenggong naik tahta tahun 1460.
bali putra.
|
Pura Kentel Gumi
Pura Kentel Gumi
Lokasi Semedi Mpu Kuturan
SELAIN sebagai
"Tri Guna Pura", sejumlah hal menarik lainnya juga terdapat di Pura
Agung Kentel Gumi. Salah satunya, peninggalan sejarah dan purbakala menurut
purana dibangun Mpu Kuturan masa pemerintahan Raja Sri Dharmodayana
Warmawadewa-Gunapridharmapatni Makutawangsawardana (Putni Mahendradatta) pada
989 M.Untuk diketahui, Pura Agung Kentel Gumi menyimpan puluhan area kuno. Ada yang masih utuh, ada juga berupa pragmen. Salah satu fragmen itu, sebuali lingga. Bisa disebut Lingga Reka Bhuwana karena berkaitan dengan sejarah, legenda dan mitologi. Lingga itu terletak di utama mandala. Dengan ukuran sangat kecil dibanding bangunan lainnya yang lebih besar dan menjulcing seperti meru, gedong danlainnya, sulit melihat Lingga Reka Bhuwana tersebut, jika tak diteliti. Letaknya persis di tengah-tengah jeroan pura. Tinggi lingga tak lebih 2 meter. Alasnya (Yoni) sekitar 2 meter persegi. Namun, bentuknya terlihat lebih unik dibanding Lingga-Yoni umumnya. Lingga-Yoni umumnya berupa selinder berujung bulat. Lingga melambangkan purusa. Yoni berbentuk lesung segi empat sebagai simbol pradana. Sementara Lingga Reka Bhuwana di Pura Agung Kentel Gumi ujungnya (puncak) tidak bulat, tetapi berbentuk pipih. Badan lingga berbentuk persegi. Begitupun Yoni (alas) Sebagai simbol pradana, sekilas tampak seperti punden berundak. Tidak ada yang tahu persis, terkait bentuk Lingga Reka Bhuwana yang berbeda dibanding Lingga-Yoni pada umumnya. Berdasarkan dugaan, itu dikarenakan berkaitan dengan riwayat (tatwa) Pura Agung Kentel Gumi. Seorang penekun spiritual, urati lontar/babad/prasasti asal Desa Satra, Klungkung, Dewa Ketut Soma, menyebutkan lazimnya Lingga-Yoni Reka Bhuwana disebut Linggih Pancer Jagat. Karena diyakini di tempat itulah Mpu Kuturan meletakkan tanda (titik awal) ketika mengawali pembangunan Pura Agung Kentel Gumi. Berdasarkan purana, pendirian Pura Agung Kentel Gumi erat kaitannya dengan kedatangan Mpu Kuturan pada masa pemerintahan Raja Udayana dan istrinya Putri Mahendradatta. Mpu Kuturan datang ke Bali untuk dimintai nasehat sebagai purohito, menyusul adanya pertikaian antar sekte keagamaan di Bali. Untuk mengatasi itu. Mpu Kuturan mengundang tokoh sekte dan menggelar pertemuan di sebuah tempat di Gianyar yang sekarang ini merupakan Pura Samuan Tiga. Menyusul kesepakatan leburnya paham sekte, disepakati juga pemujaan Batara Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa). Dan sini juga muncul konsep Kahyangan Tiga dan desa pakraman. Sebuah lokasi, sekarang kawasan Pura Agung Kentel Gumi, dipilih Mpu Kuturan sebagai tempat yoga semadi. Berkat kesidhiannya, sosial keagamaan masyarakat Bali jadi kondusif, kokoh. Bebas dan pertikaian antar sekte. Itu yang kemudian disimbolkan dengan Linggih Pancer Jagat—berupa Lingga-Yoni khas Pura Agung Kentel Gumi. Pura Agung Kentel Gumi juga menyimpan keunikan lain berkaitan dengan kepurbakalaan, Lusinan benda purbakala berupa area, fragmen area, pratima ada di sana. Untuk sementara disimpan di Gedong Murda Manik (palinggih sementara) sambil menunggu tuntasnya pemugaran. Selanjutnya dikembalikan pada pelinggih masing-masing, di mana benda-benda sakral itu berada sebelumnya. Paling mencolok, bentuk area batu dengan catur muka (wajah ke empat penjuru mata angin). Ukurannya lebih besar dibanding area lain. Tingginya diperkirakan 1,2 meter. Berwarna keabu-abuan berbahan batu andesit selayaknya area kuna umumnya. Namun, tak ada yang tahu secara jelas, makna area tersebut terkait dengan keberadaan Pura Agung Kentel Gumi. Meski demikian, mengingat pura sebagai tempat suci/pemujaan Ida Sang Hyang Widhi dengan berbagai manifestasinya, bukan hal yang salah area Catur Muka dimaksudkan sebagai penggambaran Dewa Brahma/Brahma Catur Muka. Dalam pemahaman Hindu, Dewa Brahma merupakan manisfestasi Tuhan Yang Maha Esa yang berwajah empat. bali putra
Balipost – Rabu, 28 Mei 2008.
Membangun Enam Perilaku
di Pura Kentel Gumi
Satyam brhad rtam nram diksa tapa brahma yadnya pertivim dharyante (Atharvaveda, XII, 1.1). Maksudnya : Ada enam langkah yang harus dilakukan untuk mendukung ibu bumi ini yaitu Satya (kebenaran Veda), Rta (hukum alam) Diksa (penyucian), Tapa (pengendalian diri), Brahma (berdoa) dan Yadnya (pengorbanan suci). PURA Agung Kentel Gumi di Desa Tusan Kecamatan Banjarangkan, Klungkung adalah Pura Kahyangan Jagat sebagai media pemujaan Tuhan dengan sebutan Sang Hyang Reka Bhuwana atau disebut juga Sang Hyang Pancering Jagat. Manifestasi Tuhan dengan sebutan lokal Bali itu dipuja di Meru Tumpang Sebelas. Menurut Yajurveda XXXII.3 Tuhan itu tidak punya bentuk seperti ciptaan-Nya (Na tasya pratima asti). Para Vipra atau orang-orang suci yang ahli (Brahmana Sista) itulah yang menyebutkan dengan banyak nama —Ekam sat vipra bahuda badanti. Demikian dinyatakan dalam Veda bahwa tujuan pemujaan pada Tuhan Yang Maha Esa dengan teguh adalah untuk mewujudkan kehidupan yang makmur secara adil. Hal ini dinyatakan dalam Atharvaveda VIII.2.25. Karena itu pemujaan pada Tuhan bukan untuk membuat umat semakin menderita. Karena itu Mantra Veda yang dikutip di atas menyatakan bahwa bumi ini diciptakan oleh Tuhan sebagai wadah kehidupan semua makhluk hidup. Apa yang boleh, baik dan benar dilakukan di bumi ini dinyatakan dalam mantra Atharvaveda, XII, 1.1. Untuk melakukan perbuatan yang menjunjung kehidupan yang balk dan benar tidaklah mudah. Karena itu umat seyogianya memuja Tuhan untuk mendapatkan penguatan diri lahir bathin. Dalam hal inilah Tuhan dipuja sebagai Sang Hyang Reka Bhuwaria di Pura Kentel Gumi di Desa Tusan, Klungkung. Reka Bhuwana artinya suatu perencanaan matang yang seyogianya dilakukan di bhuwana atau bumi ini. Di Pura Agung Kentel Gumi ada upacara Reka Bhumi suatu upacara yadnya yang wajib dilakukan. Tujuan upacara Reka Bhumi ini untuk mendapatkan Penyegjeg Jagat. Artinya, untuk mencapai tegaknya kehidupan dibumi ini. Ada enam hal yang wajib dibumi ini agar Ibu Pertiwi jegjeg yaitu Satya, artinya kebenaran Veda yang bersifat Sanatana Dharma yaitu kebenaran yang kekal abadi. Kebenaran yang disebut Satya itu adalah dasar untuk berperilaku untuk menuju jalan Tuhan. Berperilaku itu adalah berpikir, berkata dan berbuat menuju jalan Tuhan. Dalam Slokantara 2 ada dinyatakan bahwa Satya itu lebih utama nilainya daripada seratus Suputra. Seorang Suputra seratus kali lebila utama nilainya daripada seratus kali upacara yadnya. Yakinlah kalau senantiasa berpegang dengan Satya hidup ini pasti mendapatkan anugerah atau karunia dan Tuhan. Rta artinya hukum alam. Hiduplah dengan menggunakan sumber-sumber alam dengan tidak melanggar hukum alam itu sendiri. Alam ini terbentuk dan Panca Maha Bhuta yaitu tanah, air, udara, panas dan akasa. Swami Satya Narayana dalam buku "Anandadayi" menyatakan bahwa kejahatan yang paling besar di bumi ini adalah merusak unsur-unsur alam tersebut. Menggunakan sumber-sumber energi alam ini secara berlebihan akan menimbulkan kebakaran. Kalau langit atau akasa itu dikotori akan meñyebabkan manusia menderita penyakit gangguan mental, bahkan penyakit gangguan jiwa. Semuanya ini memang sudah terbukti Sekarang banyak teijadi kebakaran hutan, panas menyembur clan dalam tanah, suhu bumi semakin meningkat dan berbagai kerusakan alam lainnya. Prof. Dr. Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup RI, menyatakan sudah terjadi sepuluh kerusakan muka bumi ini. Hal ini disebabkan bergesernya hidup manusia modern dari needs ke wants. Artinya, hidup berdasarkan kebutuhan telah bergeser berdasarkan keinginan. Keinginan itu tak ada batasnya. Diksa artinya penyucian atau pemberkatan. Dalam anti proses hendaknya setiap orang terus berusaha meningkatkan kesucian dininya dengan berusaha menguatkan kesadaran budhi-nya untuk mencerahkan kecerdasan pikirannya. Pikiran yang cerdas berfungsi mengendalikan indriya atau nafsunya. Nafsu yang terdidik dan terlatih itulah akan mengekspresikan perilaku suci. Kalau hal itu sudah dapat dicapai dan dibuktikan barulah dilakukan ritual diksa atau pentasbihan sebagai diksita. Melakukan diksa ini bukanlah hak suatu wangsa tertentu. Diksa itu adalah kewajiban dan hak setiap umat Hindu dengan tidak melihat asal-usul wangsa-nya. Tapa artinya secara denotatif dalam bahasa Sansekerta adalah panas atau bersinar. Secara konotatif artinya pengendalian diri dengan cara membangkitkan kekuatan sinar Sang Hyang Atma dalam diri. Kalau sinar Atman dapat dilepaskan dan halangan kuatnya gejolak hawa nafsu maka tujuan tapa untuk mengendalikan diri itu dapat terwujud. Dengan tapa itu keinginan nafsu yang disebut Wisaya Kama itu dapat diubah menjadi Sreya Kama yaitu keinginan untuk selalu mendekatkan diri sesuai dengan tuntutan Tuhan. Menunut Ayur Veda hal itu akan dapat dicapai dengan mengendalikan makanan, gaya hidup dan kesehatan fisik (Ahara, Wihara dan Ausada). Brahma artinya menumbuhkan diri dengan doa. Kata "brahma" dalam bahasa Sansekerta berasal dan akar kata "brh" artinya tumbuh atau mencipta. Karena itu sinar suci Tuhan dalam menciptakan disebut Dewa Brahma. Berdoa dengan melapalkan mantra-mantra Weda dengan tekun sebagai puja stawa akan dapat menguasai kesadaran budhi, kecerdasan pikiran dan kepekaan emosional dalam kesucian mantra Weda tersebut. Candogya Upanishad menyebutkan, setiap han usahakan berdoa pagi saat raditya dina, siang saat madya dina dan sore saat sandhya dina. Yadnya artinya suatu keikhlasan untuk melakukan pengorbanan untuk tujuan yang suci. Inilah merupakan unsur yang utama dalam melangsungkan upacara keagamaan Hindu. Upacara dalam bahasa Sansekerta artinya mendekat. Karena itu, upacara yadnya itu dilakukan dengan mendekatkan diri pada Tuhan dengan cara bakti. Mendekatkan diri pada sesama manusia dengan punia atau pengabdian. Mendekatkan diri pada alam lingkungan asih. Asih, punia dan bhakti inilah landasan melakukan yadnya. Yadnya itu bentuknya bukan upacara keagamaan semata-mata. Dengan menghemat penggunaan sumbersumber alam itu juga suatu yadnya. Tidak memaksakan kehendak itu juga yadnya. Mengendalikan hawa nafsu juga yadnya. Dengan melakukan enam langkah yang disebut Sat Pertiwi Dharyante (enam upaya menyangga ibu pertiwi inilah sebagai upaya Reka Bhuwana mewujudkan Jejeg Jagat. Inilah yang terus-menerus dimohonkan pada Tuhan lewat Pura Kentel Gumi. Di Pura Besakih juga dilangsungkan upacara Penyejeg Jagat di Pura Gelap dan Pengurip Bumi di Pura Ulun Kulkul. I Ketut Gobyah
Balipost – Rabu, 28 Mei 2008.
Pura Agung Kentel Gumi
"Tri Guna Pura" dengan Fungsi "Penyegjeg
Jagat"
PURA Agung Kentel gumi terletak di Desa Tusan, Banjarangkan,
Klungkung. Merupakan salah satu Pura kahyangan Jagat Bali, sungsungan umat
Hindu sebagai stana Ida Sang Hyang Reka Bhuwana. Pura ini berfungsi sebagai
tempat memohon kedegdegan jagat.
Sebagaimana dipaparkan dalam lontar Raja Purana batur, Pura Agung Kentel Gumi
merupakan Tri Guna Pura (Kahyangan Tiga-nya Jagat Bali).
Pura Batur/Tampurhyang sebagai Pura Desa-nya (mohon kesuburan), Pura Kentel
Gumi sebagai Puseh (Kedegdegan jagat)
dan Pura Agung Besakih/Tohlangkir sebagai Dalem (kesucian sekala
niskala).Terkait catatan tentang Tri Guna Pura, ternyata bukan ditemukan di Pura Agung Kentel Gumi, melainkan termuat dalam Raja Purana Batur yang tersimpan di Pura Batur, Kintamani, Bangli. Berdasarkan penelusuran tokoh agama dan pengurus PHDI bahwa Tri Guna Pura ini sebelumnya nyaris tak ada yang tahu, sehingga Pura Kentel Gumi seperti ikut terlupakan. Terungkapnya fungsi Tri Guna Pura itulah yang menjadi salah satu dorongan melakukan pemugaran Pura Kentel Gumi. Selain karena kondisi fisik bangunan, memang banyak yang sudah keropos. Pemugaran, sedapat mungkin dilakukan dengan mempertahankan "keaslian" pura — detail pelinggih, tembok, serta corak dan ragam hias ukiran diupayakan semirip mungkin dengan aslinya. Kalaupun ada tiruan, bahan dan garapan harus ditiru dari dokumentasi berupa foto-foto Pura Kentel Gumi yang masih tersimpan. Pura Agung Kentel Gumi terdiri atas empat halaman utama. Utamaning Utama Mandala terdiri atas 23 pelinggih di antaranya Lingga Reka Bhuwana/Pancer Jagat, Meru Tumpang Solas (pelinggih Ida Sanghyang Reka Bhuwana). Di sisi utara (kompleks pelinggih Bathara Maspahit), terdiri atas enam pelinggih. Pelinggih utama Gedong stana Bathara Maspahit. Di sisi selatan, kompleks pelinggih Batara Masceti, terdapat 9 pelinggih, Gedong merupakan stana Batara Masceti. Utàma Mandala - beda dengan utamaning utama mandala. Di sini terdapat sumanggen sebagai ciri utama. Ada juga perantenan suci, dengan ciri pelinggih Lumbung Agung/tempat penetegan. Sedangkan di Madya Mandala (tengah). Di sini terdapat empat pelinggih, salah satunya pelingguh Bale Agung, Gedong Sari stana Batari Saraswati. Nista Mandala (jaba sisi/luar). ada dua Padmasari. Pelinggih-pelinggih itu bagian dan perluasan Pura Agung Kentel Gumi, yang diawali Mpu Kuturan masa pemenintahan Raja Bali Kuna dan dinasti Warmadewa yakni Raja Udayana Warmadewa dengan permaisuri Putri Mahendradatta. Purana mencatat, setelah Mpu Kuturan, Pura Kentel Gumi diperluas dengan pembangunan pelinggih, menyusul berkuasanya Sri Haji Cili Kresna Kepakisan (bungsu Danghyang Soma Kepakisan) yang diminta Mahapatih Gajah Mada/Majapahit menjadi adipati Bali pasca kalahnya Raja Sri Tapolung di Bedahulu. Dalam perjalanan menuju Bali, Dalem Cili Kresna Kepakisan tiba di Tusan. Dalem tahu keutamaan tempat suci/parahyangan Kentel Gumi. Bersama pangiringnya, dipimpin Arya Kenceng dan warga, dilakukan perbaikan membangun/menambah pelinggih. Di antaranya Meru Tumpang Solas, Padmasana, Meru Tumpang Sia, Tumpang Pitu, Tumpang Lima, Tumpang Telu dan pelinggih lainnya. Termasuk palinggih dasar sebagai stana Ida Dewi Basundari. Terlupakannya Tri Guna Pura Agung Kentel Gumi, luput pula ingatan orang tentang salah satu aci (upacara) pokok yang semestinya digelar di Pura Agung Kentel Gumi sesuai fungsinya sebagai Pura Puseh Jagat, yakni Upacara Panyegjeg Jagat (upacara Reka Bhumi). Tersurat dalam sastra — baik purana atau babad — upacara Panyegjeg Jagat digelar ketika Raja Dalem Waturenggong bertahtha di Gelgel sekaligus mengukuhkan Pura Kentel Gumi sebagai Tri Guna Pura. Selain Pura Besakih dan Pura Batur. Ketika Raja Dalem Waturenggong memerintah, Pulau Bali mencapai kesejahteraan dan ketenteraman. Karena kewibawaan dan keberanian Raja yang diabaratkan Sanghyang Hari Murti bentangan empat (Catur Bhuja). Raja Dalem Waturenggong menggelar yadnya di Khayangan Jagat, Eka Dasa Rudra di Besakih, Pancawali Krama di Batur dan Panyegjeg Jagat di Kentel Gumi. Itu yang kemudian dijadikan acuan digelarnya upacara Panyegjeg Jagat di Pura Kentel Gumi. Diperkirakan, sejak 548 tahun lalu upacara Penyegjeg Jagat tidak pernah digelar. Perkiraan itu dikarenakan Dalem Waturenggong naik tahta tahun 1460. bali putra. Pura Kentel Gumi
|
|
Jinarthi Prakreti
|
Sang Hyang Kamahayanikan
Sang Hyang Kamahayanikan
||
namo buddhāya ||
nihan
kalingan ing oṃ ah huṃ, yan pinakapangashiṣṭhāna umajarakan as bhaṭāra tryakṣara sira paramārtha kāya
wāk citta bajra ngaran ira||
EHI
VATSA MAHĀYĀNAṂ MANTRACĀRYANAYAṂ VIDHIṂ
DEŚAYIṢYĀMI TE SAMYAK BHĀJANAS TVAṂ MAHĀNAYE||
ka:
sang hyang mahāyāna iki warahakna mami iri kita, MANTRACĀRYYANAYAṂ VIDHIṂ, sang hyang mantranaya
sira mahāyāna mahāmargga nngaranira, DEŚAYIṢYĀMI TE [a9] SAMYAK,
sira teki deśanākna mami warahakna mami ri kita, BHĀJANAS TVAṂ MAHĀNAYE, ri kadadinyan kita pātrabhūta yogya warahĕn ri sang
hyang dharmma mantranaya||
ATĪTĀ
YE HI SAMBHUDDHĀḤ TATHĀ CAIVĀPY ANĀGATĀḤ
PRATYUTPANNĀŚ
CA YE NĀTHĀḤ TIṢṬHANTI CA JAGADDHITĀḤ||
ka:
bhaṭāra hyang buddha sang atīta, sa(ng) mangabhisaṃbuddha ngūni ring āsitkāla, kadyanggān: bhaṭāra wipaśyī, wiśwabhū, krakucchanda, kanakamuni, kāśyapa,
atītabuddha, ngaran ira kabeh|| TATHĀ CAIVĀPY ANĀGATĀḤ, kunang bhaṭāra buddha sang anāgata,
sang abhimukha mangabhisaṃbuddha, kadyanggān; bhaṭāra āryya maitreyādi, samantaibhadra paryyanta, anāgatabuddha
ngaranira kabeh [b9] PRATYUTPANNĀŚ CA YE NĀTHĀḤ, tumamwaḥ bhaṭāra śrī śākyamuni,
wartamānabuddha ngaranira, sira ta pinakahyang buddhanta mangke, śāsana nira
ikeng tinūt atinta|| TIṢṬHANTI CA JAGADDHITĀḤ, tamolah ta sira kumingking hitasuka ning sarbwasatwa,
umangĕnangĕna kalĕpasan ikang rāt kabeh sakaring sangsāra, duwĕg kumirakira
paḍaman ing mahāpralaya rike bhuwana||
TAIŚCA
SARBVAIR IMAṂ BHAJRAṂ JÑĀTVĀ MANTRAVIDHIM PARAṂ
PRĀPTA
SARBVAJÑATĀ VĪRAIḤ BODHIMŪLE HY ALAKṢAṆA||
ka:
sira katiga bhaṭāra hyang buddha ngaran
ira, sang atītānāgatawartamāna, tan hana mārgga nira waneh ar tinamwakan
ikang kahyang buddham|| JÑĀTVĀ MANTRAVIDHIM PARAṂ, iking mahāyana mahāmārgga ya tinūtakĕn ira, pinakamārgga
nira ar ḍatang rikana nibāṇanagara|| [a10] PRĀPTĀ SARBVAJÑATĀ VĪRAIḤ BODHIMŪLE HY ALAKṢAṆA, inak ni deni gumĕgö ikang mantrānaya, ya ta matang yar
tĕmwakan kasarbwajñān, ya ta hetu nirār pangguhakan ikang kahyang buddhān
ring bodhimūla||
MANTRAPRAYOGAM
ATULAṂ YENA BHAGNAṂ MAHĀVALAṂ
MĀRASAINYAM
MAHĀGHORAṂ ŚĀKYASIṄHENA TĀYINĀ||
ka:
bhaṭāra śrī ñākyamuni matang yar tĕmwakan [n] ikang kamārawijayan,
sakweh nikanang mārawighna alah de nira: kleśamāra, skandhamāra, mṛtyumāra, dewaputramāra, alah anguyuk ikā kabeh de bhaṭāra hetu nirār wĕnang umalahakĕn ikang māra, ābhānubhāwa
prabhāwa sang hyang samādhi śakti sang hyang mantranaya inabhyāsa||
TASMĀN
MATIM IMĀṂ VĀRTTĀṂ KURU SARBVAJÑATĀPTAYE
[b10]
ŚṚṆU BHADRĀŚAYAN NITYAṂ SAMYAK SAṄHṚTYA KALPANĀḤ||
ka:
matangyan deyanta KURU SARBVAJÑĀTĀPTAYE, haywa tālangalang angĕnangĕnta rike
sang hyang mantrānaya, pahapagĕh denta gumĕgö sang hyang mantrānaya, matang
yan kapangguha ikang kasarbwatān denta; GṚṆABHADRĀŚAYAN NITYAṂ, pahawās denta rumĕngö iki warawarah mami ri kita, haywa wān,
yatna wuwus mami|| SAMYAK SAṄHṚTYA KALPANĀḤ, karyyakan tang buddhi
sawikalpaka, hilangakan tang āmbĕk abhiniweśa, pahenak tāngĕnangĕnta, haywa
sangśaya||
EṢA MĀRGGA VARAḤ ŚRĪMĀN MAHĀYĀNA
MAHODAYAḤ
YENA
YŪYAṂ GAMIṢYANTO BHAVIṢYATHA TATHĀGATĀḤ||
ka:
sang hyang mahāyāna mahāmārgga iki pintonakna mami ri kita, pahawās denta
mangrĕngö, MAHĀYĀNA MAHODAYAḤ, [a11] yeki (h)awan abĕnĕr
tĕka ri swarggāpawargga, wĕnang umehakĕn [u]ikang kamahodayān|| MAHODAYA,
nga, ikang wāhyādhyātmikasuka, ikang kaśreṣṭyan, kasugihan,
kapamĕgĕtan, karatun, kacakrawartin|| ādhyātmikasuka, nga, ikeng
lokottarasuka inak tan pawor duhkha, ajarāmaraṇa, tan katĕkan tuha lara
pati, nāng anuttara wara samyaksaṃbodhisuka, ikang mokṣasuka, ikā tang wāhyasuka mwang ādhyātmikasuka, ya ikā
kamahodayan nga, anung dinadyakĕn [n]ikeng mahāyāna mahāmārgga, yan
inabhyāsa|| YENA YŪYAṂ GAMIṢYANTO, apan ri sĕḍangnyan apagĕha denta
gumĕgö ikeng kamahāyānan; BHAVIṢYATHA TATHĀ[b11]GATĀḤ, niyata kita tumamwakna ng kahyangbuddhān|| sumākṣāt kṛta ikang kalĕpasĕn,
ikānang dwayasambhāra, nāng jñānasambhāra, puṇyasambhāra kapangguha
ikā denta||
SVAYAMBHUVO
MAHĀBHĀGĀḤ SARBVALOKASYA YAJÑIYĀḤ
ASTINĀSTIBYATIKRĀNTAṂ ĀKĀŚAM IVA NIRMMALAṂ||
ka:
kadyanggāning ākāśa annirmala swabhāwa, alakṣaṇa, awastuka, tan kawĕnang tinuduh, tan agöng, tan aḍĕmit, tan hirĕng, tan putih, byāpaka lumrā ring daśadeśa,
mangkana lwir nira||
GAMBHĪRAṂ ATIGAMBHĪRAM APY ATARKYAMANĀVILAṂ
SARBVAPRAPAÑCARAHITAṂ PRAPAÑCEBHIḤ PRAPAÑCITAṂ||
ka:
wora mahāgambhīra lena sangka rike sang hyang mahāyāna mahāmārgga sireki
GAMBHĪRĀTIGAMBHĪRA: [a12] adalĕm sakeng adalĕm; APY ATARKYAṂ: tan kawĕnang tinarkka, salah yan inuha; ANĀVILAṂ, tar padoṣa; SARBVAPRAPAÑCARAHITAṂ; tan katĕkan dening sarbwaprapañca, mwang kleśopakleśa, nāng:
mada, dambha, lobha, moha, rajah, tamah, tan tama ikā kabeh ri sira, tuhu
karikā tan pakawakang mangkana tahāwih, PRAPAÑCEBHIḤ PRAPAÑCITAṂ, āpan ikang rāga, dweṣa, moha prapañca pinakāwak nira||
KARMMAKRIYĀVIRAHITAṂ SATYADVAYĀ ANĀŚRAYAṂ
IDAM
YĀNAVARAṂ ŚREṢṬAṂ ABHYASYATA NAYE STHITĀḤ||
ka:
tan gawe tan sima gawai, [tan sima gawai] pinakāwak nira|| SATYADVAYAṂ: tamolah makarūpa ikang satyadwaya, nga, saṃwṛtisatya,
paramārthasatya, anung pinakarūpa nira|| [b12] ANĀŚRAYAṂ: tanpāndĕlan tan samwṛtisatya tan
paramārthasatya kahanan ira, IDAṂ YĀNAVARAṂ ŚREṢṬAṂ, yekā sinangguh mahāyāna mahāmārgga nga, manĕkakĕn irika ng
swarggāpawargga|| ABHYASYATA NAYE STHITĀḤ, ya tikābhyasanta
sārisāri mĕne ng hĕlĕm sang hyang mantrānaya mahāyāna||
OṂ! BAJRODAKA OṂ AḤ HUṂ! iki śapatha hṛdaya||
IDAN
TE NĀRAKAM VĀRI SAMAYĀTIKRAMO VAHET
SAMAYARAKṢANĀT SIDDHYE SIDDHAṂ BAJRĀMṚTODAKAṂ||
ka:
wehana kita manah|| apa bajrodaka? ikang bajrodaka tan wway samanya, wwai
sakeng naraka ikā; SAMAYĀTIKRAMO VAHET, mārgga ning duḥka kapangguha, bhraṣṭa [a13]
sakulagotrawaudhawa, ya tat pituhwa samaya|| kālanyat bhāryabhārya rikeng
sang hyang bajrajñāna, SAMAYARAKṢANĀt SIDDHYE, kunang ri
sĕḍangnyat prayatna, tan pangraparapā ring samaya, mārgga ning
hayu kasiddhyan kapangguha denta SIDDHAṂ BAJRĀNṚTODAKAṂ, sangkṣepanya: wiṣāmṛta ikeng bajrodaka, wwah sahingga tinika, pilih suka pilih duḥka kapangguha|| yat pramāda kita pamangguh duḥka, kunang yat prayatna, awās ikang suka hayu kasiddhyan
kapangguha usĕn, ngūniweh dlāha||
BAJRAṂ GHAṆṬĀÑ CA MUDRĀÑ CA TAN NĀMAṆḌALINO VADET
HASED
VĀŚRADDHAVĀN EVA JANAḤ SAṄGAṆIKĀSTHITAḤ||
ka:
haywa kita umaramarahakĕn ika sang hyang bajra ghaṇṭā mudrā ring wwang adṛṣṭa maṇḍala, tapwan sāmayika rahasyan [b13] kubdan atah sira, tan
awarawiryyakna irikang wwang tapwan kṛtopadeśa, HASED
VĀŚRADDHAVĀN EVA, athawi guyuguyunta kunang si tan pituhun artha nira, tan
āmbĕkta tĕmĕn tumarima brata bhaṭāra, haywa ta mangkana,
yāwat (t)ang wwang apahasa ri sang hyang mārgga, JANAḤ SAṄGANIKĀSTHITAḤ, awās ikang wwang mangkana, kasangsāra sadākāla, matangnyan
haywa tan tulus adhimukti rike sang hyang bajrajñāna, kayatnaknātah sang
hyang samaya||
AYAN
TE SAMAYO BAJRI BAJRASATVA ITI SMṚTAḤ
ĀVEŚAYATU
TENAIVA BAJRAJÑĀNAM ANUTTARAṂ||
ka:
sang hyang samaya ta sira sinangguh bhaṭāra bajrasatwa;
ĀVEŚAYATU TENAIVA BAJRAJÑĀNAM ANUTTARAṂ, sira teki pinakahṛdayanta mangke, bajrajñāna ikang pinaka[a14]hṛdayanta, pahenak tāmbĕkta||
OṂ BAJRASATVAḤ SVAYAN TE ’DYA CAKṢŪDGHĀṬANATATPARAḤ
UDGHĀṬAYATI SARBVAKṢO BAJRACAKṢUR ANUTTARAM||
ka:
bhaṭāra śrī bajrasatwa muwah hana ri matanta mangke, CAKṢŪDGHĀṬANATATPARAḤ, denira dumlingakna panonta, matangnya pahabungah tāmbĕkta,
UDGHĀṬAYATI SARBAKṢO BAJRACAKṢUR ANUTTARAṂ, dĕlingakanta matanta,
pahawās ta panonta ri sang hyang maṇḍala||
IDAÑ
CA MAṆḌALAM PAŚYA ŚRADDHĀÑ JANAYATHĀDHUNĀ
KULE
JĀTO ’SI BUDDHĀNĀṂ SARBVAMANTRAIR ADHIṢṬHITAḤ||
ka:
wulat i sang hyang maṇḍala, ŚRADDHĀÑ
JANAYATHĀDHUNĀ, gawayakĕn tang śṛddha, haywa tan sagorawa
ri sang hyang maṇḍala, ngūḷĕ JĀTO ’SI BUDDHĀNĀṂ, apan kita [b14]
buddhakula mangke, apan bhaṭāra hyang buddha
ngaranta mĕne, SARBVAMANTRAIR ADHIṢṬHITAḤ, tuwi sampun kṛtādhiṣṭhāna iki de sang sarbwatathāgata, inajyan sinangskāra rikang
sarbwamantra||
SAMPADO
’BHIMUKHĀḤ SARBVĀḤ SIDDHAYOGATAYAŚCATE
PĀLAYA
SAMAYAṂ SIDDHYAI MANTREṢŪDYOGAVĀN BHAVA|
ka:
aparĕk tekang hayu ri kita, SIDDHAYOGA TAYAŚCATE, samangkana ikang kasiddhyan
abhimuka ikā kabeh, agya kapangguha denta; PĀLAYA SAMAYAṂ SIDDHYE, lĕkas ta umabhyāsa sang hyang samaya, marapwan
katĕmu ikang kasiddhyan usĕn denta; MANTREṢŪDYOGAVĀN BHAVA,
gawayakan tang utsāha ri mantra japa pūjā usĕn, haywa hĕlĕmhĕlĕm, yathānyan
kopalambha ikang kasugatin irikeng ihajanma ngūniweh dlāha||
[a15]
IṂ OṂ BAJRANETRĀYA, HARAHARA
PAṬALAṂ HṚDI
AJÑĀNAPAṬALAṂ VATSA PUNAṂ HI JINAIS TAVA
ŚALĀKAIR
VAIDYARĀJENDRAIḤ YATHĀLOKASYA TAIMIRAṂ||
kalinganya:
pahenak tāmbĕkta, huwus hilang ikang ajñānapaṭala ri hatinta,
binabadan de bhaṭāra śrī bajradhara
ŚALAKAIR VAIDYARĀJENDRAIḤ YATHĀLOKASYA TAIMIRAṂ, kadyanggān [n]ikanang wwang lara matan putikĕn, ramun
matanya tinamwan ta ya de sang wedya cinĕlĕkan matanya, waras tĕkā matanya
hĕning, menak panonya wĕkasan ri hilang nikang kawakamalādyupadrawanya,
mangkana teking ajñānapaṭalanta an hilang tutas,
tan paśeṣa sampun bina[b15]badan de bhaṭāra, matangyar pahenak ta angĕnangĕnta, haywa sangśaya||
PRATIVIMVASAMĀ
DHARMMĀ ACCĀḤ ŚUDDHĀ HY ANĀVILĀḤ
AGRĀHYĀ
ABHILAPYĀŚ CA HETUKARMASAMUDBHAVĀḤ||
ka:
pahawās denta umulati ikang sarbwadharmma, tan hana pahinya lāwan māyā ring
darpaṇa ryy awakta wās ākārarūpa nikanang māyā
ring darpaṇa, nda tan kawĕnang ginamĕl, apan tan hana
tatwanya; mangkana teking sarbwabhāwa, ngūniweh janmamanuṣa hetuka karmma dumadyakĕn ike, matangnya kadi katon
mātramātra, kintu tan hana tĕmĕntĕmĕn||
EVAṂ JÑĀTVĀ IMĀN DHARMĀN NISSVABHĀVĀN SVANĀVILĀN
KURU
SATVĀRTHAM ATULAṂ JĀTO AURASA TĀYINĀṂ||
ka:
pahawās ta denta gumĕgö māyopama ni sarbwa[a16]dharmma; NISSVABHĀVĀN
NĀNĀVILĀN, haywa ta punggung an nisswabhāwa iking sarbwabhāwa; KURU
SATVĀRTHAM ATULAṂ, gawayakan tang
kaparārthan usĕn, JĀTO AURASA TĀYINĀṂ, apan kita mangke
JINORASA ngaranta: anak bhaṭāra hyang buddha,
matangnyan haywa ta tan sarambhakāta ring kuśalakarmma, mwang angingking
parārtha||
BAJRASATVAḤ PRAKṚTYAIVA ACCĀŚUDDHAḤ ANĀVILAḤ
HṚDI TIṢṬHATI TE VATSA
SARBVABUDDHĀDHIPAḤ SVAYAṂ||
ka:
pahenak tāngĕnangĕnta, bhaṭāra bajrasatwa
mingasthūla sira ri hatinta, bhaṭāra bajrasatwa
Garan[n]ira; ACCĀŚUDDHA HY ANĀVILAḤ, śuddha swabhāwa sira,
tan hana rāga, dweṣa, moha ri sira, tuwi ta
pinakapradhāna sang sarbwatathāgata sira, pinakahatinta sira mangke,
mārgganing puṇya|| [b16] jñānasambhāra
kapangguha denta don ira hana, haywa ta sandeha||
ADYAPRABHṚTI LOKASYA CAKRAṂ VARTAYA TĀYINĀṂ
SARNVATRA
PŪRYYA VIMALAṂ DHARMMAŚAṄKHAM ANUTTARAṂ||
ka:
mĕne tamwayanta CAKRAṂ VARTAYA TĀYINĀṂ, umindĕrakan dharmmacakra bhaṭāra śrī bhajradhara
rikang sarbwasatwa; SARBVATRA PŪRYYA VIMALAṂ DHARMMAŚAṄKHAM ANUTTARAṂ, kunang deyanta hibĕki
lyābi pĕnuhi teki daśadig anantaparyyanta sakala lokadhātu, kapwa hibĕkan an
ta dharmmaśangka ikā kabeh||
NA
TE ’TRA VIMATIḤ KĀRYYĀNIRVIŚAṄKENA CETASĀ
PRAKĀŚAYA
MAHĀTULAṂ MANTRACĀRYYANAYAM PARAṂ||
ka:
haywa kita wicikitsa, NIRVISAṄKENA CETASĀ, ikang
nissandeha atah ambĕk[ka]nta, PRAKĀSAYA MAHĀTULAṂ [a17] MANTRACĀRYYANAYAM PARAṂ, at pintonakna ike,
sang hyang mantranaya mahāyāna||
EVAṂ KṚTAJÑO BUDDHĀNĀṂ UPAKĀRĪTI GĪYATE
TE
CA BAJRADHARĀḤ SARBVE RAKṢANTI TAVA SARBVAŚAḤ||
ka:
apan ikang wwang kadi kita huwus kṛtasangskāra ri bhaṭāra, gumawe pūjā wiśeṣa ri bhaṭāra hyang buddha, UPAKĀRĪTI GĪYATE, ya ikā sinanggah sampun
maweh upakāri, bhaṭāra ngaran ikang wwang
mangkana, TE CA BAJRADHARĀḤ SARBVE RAKṢANTI TAVA SARBVAŚAḤ, kopakarān pwa sira
denta, rĕṇa tĕmbĕk nira, ya ta matangnya yatna rumakṣa kita ri rahina wĕngi, sakwanta saparanta sagawenta, at kita
kinayatnakĕn de nira ri wrūh nira an sampun kopakāran [b17] denta, ya
matangnya haywa wiwikitsa, apan hana bhaṭāra śrī bajrasatwa
pinakaatma rakṣanta sira||
NĀSTI
KIÑCID AKARTABYAṂ PRAJÑOPĀYENA CETASĀ
NIRVIŚAṄKAḤ SADĀBHŪTVĀ PRABHUṄKṢVAKĀMAPAÑCAKAM||
ka:
nora gawai anung tan ta kawĕnanga gawayan, ta yadyapin tribhuwana duṣkara lwiran ing karmma, tan kawĕnanga ginawe de sang hana ring
swargga, manuṣya, pātāla, ikān
mangkana atiduṣkara [n]ikang karmma
kawĕnang i taya ginawe denta; PRAJÑOPĒYENA CETASĀ, ndan ikang prajñā atah
āmbĕka[kĕna]nta, NIRVIŚAṄKAḤ SADĀBHŪTVĀ, lāwan tan kahilangana atah kita irika
nissandehacitta sadākāla; PRABHUṄKṢVA KĀMAPAÑCAKAM, paribhogan tang pañca kāmaguṇa [a18] denta, salwir ning kawiṣaya(n) haywa pinilihan
paribhogan kabeh denta, āpan don (n)i kadi kita sādhaka, ndan haywa tah tan
pakāmbĕk ika nissangśaya||
YATHĀ
HI VINAYAṂ PĀNTI BODHISATVĀŚ CA BHĀVATAḤ
TATHA
HI SARBVASATVARTHAṂ KURYYĀD RĀGĀDIBHIS SUCIḤ||
ka:
kadyanggān bhaṭāra sikasa bo[d]dhisatwa
mahāsatwā an[n]āmbĕk tĕmĕn sira gumĕgö i sang hyang mantranaya|| ambĕk tĕmĕn
ngaranya: kumingkinga kaparārthān, tan kalĕpanāna de ning kleśa, tan
kapalitāna de ning rāga dweṣa moha||
YE
CĀNYESAMAYADVIṢṬĀḤ SAMAYBHRAṢṬĀḤ YE JANĀḤ
MĀRAṆĪYĀḤ PRAYATNENA
BUDDHĀŚĀSANAPĀLANE|
ka:
hana wwang dweṣa ri sang hya(ng)
samaya, melik ri [b18] sang hyang mantrānaya; SAMAYABHRAṢṬĀḤ YE JANĀḤ, hana wwang samayabhraṣṭāḥ wiḥ sampun kṛtasamaya, manaḍah upadeśa|| apa kunang
wiwartika ta ya wĕkasan? kinasampayan(n)ya ta sang guru, inumpĕtnya sira||
MĀRAṆĪYĀḤ PRAYATNENA, ikang wwang
mangkana nāng samayadwiṣṭa mwang samayabhraṣṭa kinonakĕn ikā pĕjahana, tan patögwakna de bhaṭāra, BUDDHAŚĀSANAPĀLANE, yatanyan karakṣā śāsana bhaṭāra hyang buddha, lāwan
katwangana sang hyang samaya, mangkana phalanyan patyana ikang samayawidweṣādi||
DṚṢṬAṂ PRAVIṢṬAṂ PARAMAṂ RAHASYĀT KHAMA (?) MAṆḌALAṂ
SARBVAPĀPAIR
VINIRMUKTĀ BHAVANTO ’DYEVA ŚUDDHITĀḤ||
ka:
pakenak tāmbĕkta harah, sampun prawiṣṭa maṇḍala [a19] ngaranta mangke, tumama ri sang hyang
paramarahasya|| kunang deyanta pahawās wulatta rike sang hyang maṇḍala,
SARBAPĀPAIR
VINIRMUKTAḤ, kita pwa sampun tumama ri maṇḍala, winarah ri lawalawa nikang rahasya, matangnya hilanga
sakweh ni pāpanta, alilanga kadi winasĕhan, hilang samūlonmūlati, BHAVANTO
’DYEVA ŚUDDHITAḤ|| pahenak tāmbĕkta,
haywa sangśaya||
NA
BHŪYO RAMANAM BHOSTI YĀNĀD ASMĀT MAHĀSUKHĀT
AVṚṢYĀŚ CĀPI AVANDYĀŚ CA RAMADHVAM AKUTOBHAYĀḤ||
ka:
kita wiwartika, YĀNĀD ASMĀT MAHĀSUKHĀT, sangka rikeng mantrabaya, hilahila
wwang kadi kita wiwartika ri sang hyang mārgga, AVṚṢYĀŚ CĀPI AVANDYĀŚ CA, kunang [b19] ri sĕḍangnyat prayatna umabhyāsa sang hyang mantra awās ikang hayu
kasiddyan kapangguha denta, tan kawĕnang inulahulah dening māra tirwikādi;
RAMADHVAM AKUTOBHAYĀḤ, matangnya pahenak
tāmbĕkta, haywa sigasigun, tulusakĕn(a) pratipattinte ri sang hyang mantra||
AYAṂ VAḤ SATATAṂ RAKṢYAḤ SIDDHASAMAYASAMBARAḤ
SARBABUDDHASAMAM
PROKTAḤ ĀJÑĀṂ PĀRAYA ŚĀŚVATĪṂ||
ka:
prayatna tah kita rumakṣa sang hyang samaya,
haywa tannangti(?) kuṇḍang rahasyanatah sira
denta, wruha ta kita rikang yogya warahĕn ri sang hyang samaya, haywa ta
dinadhi kawwanganya, āmbĕknya, ulahnya, maryyādanya, kunang pwa yan tuhutuhu
śṛddhānya, acchedyābhedya ri sang hyang mantra, irikā ta kita
dwarahaya ri sang hyang [a20] rahasya; haywa sangśaya, haywa kundulkundul
umarahakĕn ri sang hyang samaya rikāng adhimuktika satwa, SARBABUDDHASAMAṂ PROKTAḤ, āpan sampun kita kṛtānujñāta de sang sarb(w)atathāgata, inanumoda de bhaṭāra umintonakna sang hyang samaya, ĀJÑĀṂ PĀRAYA ŚĀŚVATĪṂ, kita
ikotatibānyanujñāta bhaṭāra, sumiddhākna sapakon
sang sarb(w)atathāgata||
BODHICITTAN
TAVĀTYĀJYAṂ YADBAJRAM ITI MUDRAYĀ
YASYOTPĀDAIKAMĀTREṆA BUDDHA EVA NA SAṄŚAYAḤ||
ka:
sang hyang boddhicitta tan tinggalakna denta; boddhicitta nga: YADBAJRAM ITI
MUDRAYĀ, sang hyang bajra sira bodhicitta ngaran ira lāwan sang hyang mudrā,
YASYOTPĀDAIKAMĀTREṆA, den ikā kāraṇan sang hyang bajra
lāwan [b20] mudrā, BUDDHA EVA NA SAṄŚAYAḤ, hyang buddha kita dlāha, kasākṣāt
kṛta ikang kalĕpasĕn denta, ri sĕḍangnyat prayatna ri sang
hyang bajra ghaṇṭā mwang mudrā||
SADDHARMO
NA PRATIKṢEPYAḤ NA TYĀJYAŚ CA KADĀCANA
AJÑĀNĀD
ATHA MOHĀD VĀ NA VAI VIVṚṆUYĀS TATAḤ||
ka:
tan tulaka sang hyang saddharmma, NA TYĀJYAŚ CA KADĀCANA, lāwan tan
tinggalakna sira, AJÑĀNĀD ATHA MOHĀD VĀ NA VAI VIVṚṆUYĀS TATAḤ, tan dadi wwang kadi
kita umiwāraṇe sang hyang saddharmma,
sangka ring ajñāna lāwan kamohan, matangnyan haywa mangkana, larangan ikang
wwang mantrānaya mahāyānānuyi, umiwāraṇa sang hyang sūtrānta||
SVAM
ĀTMĀNAM PARITYAJYA TAPOBHIR NĀTIPĪḌAYET
YATHĀSUKHAṂ SUKHAN DHĀRYYAṂ SAMBUDDHEYAM ANĀGATAḤ||
[a21]
ka: pratiwārikāwakta, swakāyanirapekṣataḥ kita, haywa tṛṣṇa ring awak, TAPOBHIR
NĀTIPĪḌAYET, haywa pini[r]sakitan ring tapa, haywa
wineh gumawayakan kawĕnangnya, YATHĀSUKHAṂ SUKHAN DHĀRYYAṂ, yathāsukatāh lwirantat gawayakna ng bo[d]dhimārgga,
SAMBUDDHEYAM ANĀGATAḤ, haywa gyā hyang buddha
kita dlāha||
BAJRAṂ GHAṆṬĀÑ CA MUDRAÑ CA NA
SANTYAJYA KADĀCANA
ĀCĀRYYO
NĀVAMANTABYAḤ SARBVABUDDHASAMO HY
ASAU||
ka:
sang hyang bajra, ghaṇṭā mwang mudrā haywa kari
sira denta, sakwanta, saparanta, kuṇḍanganta sira, ĀCĀRYYO
NĀVAMANTABYAḤ, lāwan ta weh tan
gawayakna ng gurudrohaka, tan wĕnang ikā wwang awamāna ri ḍang ācāryya, matangnyan tan kāwamānana sira denta,
SARBVABUDDHA[b21]SAMO HY ASAU, sarbwabuddhasama sira, paḍa lāwan bhaṭāra hyang buddha kabeh||
YAŚ
CĀVAMANYED ĀCĀRYYAṂ SARBVABUDDHASAMAṂ GURUṂ
SARBVABUDDHĀVAMĀNENA
NITYAṂ DUḤKHAM AVĀPNUYĀT||
ka:
apan ikang wwang awajñā, awamāna, masampe guru, sa NITYAN DUḤKHAM APNUYĀT, ya ikā mulih ring naraka, tibā ring kawah sang
yama, pinakahitip ning tāmragomukha; mangkana pāpa ning wwang awamāna
maguru||
TASMĀT
SARBVAPRAYATNENA BAJRĀCĀRYYAM MAHĀGURUṂ
PRACCHANNAVARAKALYĀṆAṂ, NĀVAMANYET KADĀCANA||
ka:
haywa tan prayatna maguru, yadyapi – PRACCHANNAVARAKALYĀṆA –, ika gurunta tan katona hayu nira guṇa nira denta, ikan samangkana, NĀVAMANYET KADĀCANA, [a22] tan
awamāna ta kita ri sira,āpan mahāpāpa mahāduhka ikang tan atwang maguru,
matangnya wwara prayatna tah ri kabyāpāra sang guru||
NITYAṂ SVASAMAYAḤ SĀDHYO NITYAṂ PŪJYAS TATHĀGATAḤ
NITYAÑ
CA GURUVAIDHEYAṂ SARBVABUDDHASAMO HY
ASAU||
ka:
haywa kaluban kita gumawayakna sang hyang samaya, NITYAṂ PŪJYAS TATHĀGATAḤ, lāwan śāśwata kita
gumawayakna ng tathāgatapūjā, NITYAÑ CA GURUVAIDHEYAṂ, nityasa kita gumawayakĕn guruśuśrūṣā, umyāpāra sang guru, SARBVABUDDHASAMO HY ASAU, apa yāpan
sarbwa tathāgata sama sang guru ngaran ira, matang yan sira pagawayaknanta
kaśuśrūṣā||
DATTESMIN
SARBVABUDDHEBHYO DATTAM BHAVATI CĀKṢAYAM
TADDĀNĀT
PUṆYASAMBHĀRAḤ SAMBHĀRĀT SIDDHIR
UTTAMĀ||
[b22]
ka: apan ikang wwang kadi kita, gumawayakĕn ikang guruśuśrūṣā, maweh upahārādi ri ḍang guru, yeka pangipuk
dāna sambhāra ri bhaṭāra hyang buddha
ngaranya, TADDĀNĀT PUṆYASAMBHĀRAḤ, ya sambhandhanyan katĕmu ikang puṇyasambhāra, SAMBHĀRĀT SIDDHIR UTTAMĀ, ri kapangguhan ikang puṇyasambhāra, ya dumeh rikang kasiddhyan sulabha ri kita, ri
prayatnanta rika guruśuśrūṣā||
NITYAṂ SVASAMAYĀCĀRYYAṂ PRAṆAIR API NIJAIR BHAJET
ADEYAIḤ PUTRADĀRAIR VĀ KIM PUNAR VIBHAVAIŚ CALAIḤ||
ka:
hurip tuwi tinarimakan ri ḍang guru, gumawaya
kabyāpāran ira donya, ADEYAIḤ PUTRADĀRAIR VĀ, āstām
ikang anak rabi inarpaṇākĕn ikā kabeh i bharāla
guru, dāsa[a23]bhūtā, hulunan ira umyāpāra ri sira pakĕnanya, KIM PUNAR
VIBHAVAIŚ CALAIḤ, haywa ta winuwus ikang
dṛwya ngaranya, kadyāngganing mās maṇik dodot pirak pinūjākĕn [n]ikā kabeh i ḍang guru||
YASMĀT
SUDURLABHAṂ NITYAṂ KALPĀSAṄKYEYAKOṬIBHIḤ
BUDDHATVAM
UDYOGAVATE DADĀTĪHAIVA JANMANI||
ka:
apan [n]ikang kahyangbuddhan atyanta parama durlabha kĕtekā, yadyapin KALPĀSAṄKYEYAKOṬIJANMA, lāwasa ning
wwang gumawayakna ng kuśalamūla dānapāramitādi sumādhya ng kahyangbuddhan,
ikān mangkana tan niyata kapangguha, sangka ri durlabha nikang kalĕpasan
ngaranya, [b23] BUDDHATVAM UDYOGAVATE DADĀTĪHAIVA JANMANI, ikang
kahyangbuddhan yateka winehakan de bharāla guru irikeng janmanta mangke, nghing
hīnganan i göng ny anugraha nira kita, matangnya tan halang tan luṇḍu tan wĕlang wĕlutĕn angönanganta an pūjākĕn huripta mwang
anak rabinta ri ḍang guru||
ADYA
VAḤ SAPHALAÑ JANMA YAD ASMIN SUPRATIṢṬHITAḤ
SAMĀḤ SAMĀ HI DEVĀNĀM ADYA JĀṬĀḤ SVAYAMBHAVAḤ||
ADYA
VAḤ SAPHALAÑ JANMA YAD ASMIN SUPRATIṢṬHITAḤ: an pakaśaraṇa sang hyang samaya, SAMĀḤ SAMĀ HI DEVĀNĀM ADYA JĀṬĀḤ SVAYAṂBHAVAḤ: āpan awak hyang buddha
ika mangke usĕn, karatalabyawasthita, ikang kahyangbuddhātwan ri kita, kāgĕm
kamuṣṭi ikang kalĕpasĕn denta||
ADYĀBHIṢIKTĀYUṢMANTAḤ SARBABUDDHAIḤ SABAJRIBHIḤ
[a24]
TRAIDHĀTUKAMAHĀRĀJYE RĀJĀDHIPATAYAḤ STHITĀḤ||
ka:
pahenak tĕmbĕkta, sampun kṛtābhiṣeka kita de [sa]sarbatathāgata lāwan sang sarbatathāgati;
ngaran ikang abhiṣeka tinarimanta:
cakrawartyabhiṣeka ngaranya||
ADYA
MĀRĀṂ VINIRJITYA PRAVIṢṬĀḤ PARAMAṂ PURAṂ
PRĀPTAM
ADVAYAIVA BUDDHATVAṂ BHAVADBHIR NĀTRA SAṄŚAYAḤ||
ka:
awās alah nikang mārakarmma denta, PRAVIṢṬĀḤ PARAMAM PURAṂ, niyata ikā nirbāṇapura katĕkan denta mangke, PRĀPTAM ADYAIVA BUDDHATVAṂ, kapangguha niyata nikang kamokṣan
denta ri janmanta mangke, BHAVADBHIR NĀTRA SAṄŚAYAḤ: pahenak tāngĕnangĕnta, haywa sangśaya||
ITI
KURUTA MANAḤ PRASĀDĀBAJRAṂ
SVASAMĀYAM KHAKṢAYASAUKHYADAM BHAJADHVAṂ
[b24]
JAGATI LAGHUSUKHETI SARBVABUDDHAPRATISAMĀŚ ŚĀŚVATITĀṄGATĀ BHAVANTAḤ||
ka:
matangnya tulusakĕnta śṛddhānta, pahapagĕh ta
manahta, makamārgga sang hyang mantranaya mahāyāna, SVASAMĀYAṂ KHAKṢAYASAUKHYADAṃ BHAJADHVAṂ, atikāsta rumakṣa sang hyang samaya, āpan sira wĕnang umehakan ikang
anuttarasuka, JAGATI LAGHUSUKHETI SARBVABUDDHAPRATISAMĀŚ ŚĀŚVATITĀṄGATĀ BHAVANTAḤ, āpan ikeng janma manuṣya ngaranya, akĕḍik sukanya; yathānyat
pangguhakna kahyangbuddhan, paḍā lāwan sang
sarbwatathāgata, matangnyan lĕkasa umabhyasa sang hyang samaya, gumawayakna
sang hyang mantranaya mahāyāna, haywa ta pra[a25]māda kita, kayatnakan
tĕmĕntĕmĕn, yathānyan sulabha ikang kasiddhyan kapangguha denta||
Iti
sang hyang kamahāyānan mantranaya samāpta||
*****MTG *****
iṃ! namo buddhāya! iṃ!
nihan
sang hyang kamahāyānikan ya warahakna mami ri kita ng tathāgatakula
jinaputra, adhikarmika sang hyang mahāyāna, ya ta warahakna mami ri kita||
yan
molaha ring wukir, gihā, sāgaratīra, kunang kuṭi, wihāra, gramanaruka
patapān, kunang kita ring kṣetra haraṇan, alas (s)alwiranya, – pahayu ta sang hyang pahoman, umah
śūnya ta ya, pasajyan, pangarccanān, anghanakna palangka, kambe, paththarana,
surāga, kunang sing samanukhanana ri kita||
mangkana
śarīranta haywa pinuccapucca, tan pihĕrana [b25] ring sarbwabhoga
samāngdadyakna suka ri kita; manggala ring wastu pinangan ikā ta an panganĕn
muwah, ya ta sambhawā tah dening amangana|| haywa lupa ri bhaktaparikrama||
mangkana
yan (h)ana duhka ning śarīra, tan doṣa kita manghanakna
tamba; sama rasana ri kita, haywa wawa ng alicin, āpan ewĕh sang tuhu licin||
sangkṣepanya: pahayu ta juga śarīranta, āpan hayu
ni śarīra nimitta ning katĕmwaning suka, siuka nimitta ni katĕmwan ing manah
apagöh, manah apagöh nimitta ni dadi ni samādhi, samādhi nimitta ning
katĕmwan ing kamokṣan||
mahayu
pwa śarīranta, maparagya kita niwāsana, makaṭiwandha, macīwara
sopacāra, anaṇḍanga waluh, [a26]
arĕgĕpa kekari|| yan buddharṣi kita, madaluwanga,
masāmpĕta, mabhasmacandana mawīja sopacāra||
upāsaka
kunang kita, saka sopacāranta ulahaknanta nirmāna, humĕnĕngāgranāsikā||
haywa
ta manahta karakĕtan ri rasa ning aji tarkka, wyākaraṇa, tĕka ring āgama purāṇādi, saddharmma ning
samayakośa, kriyā[ka]tantrādi, ngūniweh ri tan karakĕtananta ring prakṛtacarita, wacawacan, gīta, nṛti ityewamādi|| doṣanyan karakĕtan: agöng kleśanya, kawalahan kita humilangakĕn
ikang prakṛta: rāga, dweṣa,
moha, mwang awasāna kita, yan kajĕnĕkana irikā kabeh, kadyangganing wwang
mamanek (k)ayu, huwus tĕka i ruhur, patĕmahan tumu[b26]run glānāngel,
sadākāla juga adoh manggihakna kamokṣan|| ndātan sangkeng
abhiniweśa kami n pakojar ikā, i wruhanta makaphalāngel sadākāla juga, mwang
makaphala śubha ni katamwan ing kamokṣan||
Version C
tamolah
ta kitāmangun patapan ing wukir, gihā, sāgaratīrah, oma unggwan kuṭi, wihāra, dharmma, alas salwiranya, – pahayu ta sang hyang
pahoman, unggwan ing asamādhi, pasandyān, pangarccanan, gṛhaśūnya ta ya pangabhyāsananta ri sang hyang samaya,
panghanakĕn kambe, pataraṇa, surāga, asing
amangkenakana ring manahta||
mangkana
yan hana duhka ning rāt śarīra, tan doṣa kita manghanakna
tamba, kanimittan ing śarīranta paripūrṇna amagawe suka, magawe
samyajñāna, magawe samādhi, nimitta ning katĕmu ning kamoktan popineta (?)||
matangnyān pintuhun wuwus mami: haywa wawa ng alicin, haywa pilih ring wastu
pinangan, ndah haywa karakĕtan rasa ning pinangan, ika ta sapanganĕn muwah||
marūpa
sampĕta kita, maparagya kita niwāsana, manaṇḍanga waluh, masonga
kekari||
yan
buddharṣi kita, masāmpĕta, mabhasmacandana, mawīja
sopacāra||
yan
upāsaka kunĕng kita, saka sopacāranta ulahaknanta, humĕnĕngāgranāsikā||
haywa
ta manahta karakĕtan rasa ning aji tarkka, wyākaraṇa, tantrādi, mwang gīta, wacawacan, mangkin kanghelan kita
mangalahakĕn ikang prakṛtta|| prakṛtta nga: rāga, dweṣa, moha||
kadyangga
ning wwang mamanek kayu, huwus tĕka ing ruhur, matĕmahan tumurun muwah,
glānānghel tan paphala||
iti
pāja (L pājar) mami ri kita, kita wĕkas nikā, amintuhwa; tan pamintuhwa kita
ri kami, tan walātkāra kami ri pamituhwanta ri kami: sangka ri tĕpĕtta kunang
pamituhwanta ri kami|| haywa ta mangkana|| udikta tapwa pawarah mami rumuhun,
pametakna darśana paricceda pratipattin, mūla madhyawasānanya, ya tekāgĕsĕng
ananta ring sadābhyāsa|| haywa sinawangsawang, haywa sinamarsamar denta
gumĕgö [a27] ri warah mami, kady anggān ing suwarṇapaṇḍita||
singgih
wyākaraṇatantrādi, mapa pwekang aji yogya ngaran
ikā, anung gĕgönĕn ing pinakanghulun, turunan(n)i warānugraha śrī
mahāmpungku, ya tika hyang ning hulun ri pādadwaya śrī mahāmpungku||
aum!
ana(k)ku kita ng jinaputra, mĕne kami awaraha irikang aji anung yogya
gĕgönta|| hana ṣaṭpāramitā ngaranya, ya tīka paramabo[d]dhimārgga, ya tikā
warahakna mami ri kita rumuhun, marapwan kita tan angel mangabhyāsa ri
kapangguhan (r)i kahyangbuddhān||
nihan
lwirnya ṣaḍ ikang pāramitā:
[b27]
DĀNAŚĪLAÑ CA KṢĀNTIŚ CA VĪRYYA DHYĀNAÑ
CA PRAJÑĀ CA
ṢAṬPĀRAMITAM UCYATE
DĀNATRIVIDHALAKṢAṆAṀ||
ka:
dānapāramitā, śīlapāramitā, kṣāntipāramitā,
wīryyapāramitā, dhyānapāramitā, prajñāpāramitā, iti nahan lwirnya nĕm ikang
pāramitā, ya tīkā hawan abĕnĕr marerikang mahābo[d]dhi||
DĀNATRIVIDHALAKṢAṆAṀ: tiga prakāra ning lakṣaṇa ning dāna, lwirnya: dāna, atidāna, mahātidāna||
dāna
ngaranya:
ANNAÑ
CA PĀNAṀ KANAKĀDIRATNAṀ DHANAÑ CA VĀSTRAṀ ŚAYANĀSANAÑ CA
RĀJAŚRĪYAṀ SVAṀ NAGARAÑ CA DATVĀ
VIJĀYATENEYA VADANTI DĀNAṀ||
ka:
sakweh nikang amirasa wastu, kady anggān i sĕkul [a28] inak, inuminuman,
astamakĕn ikang wwai matīs awangi kapwekā winehakĕn i yawanakajanaka tĕkā ta
ya ri mās, maṇik, dodot malit, rare
hulun, wwangwwang, raṣā (?) gajah wājī, kaḍatwan tuwi wehakna ikā yan hana maminta ri kita, haywa
makasādhya ng pratyupakāra|| wet ni göng ni sihta irikang satwa juga kita n
wĕnang aweweh ikang yawanakajana, duluranta śabda rahayu, ulah yukti, āmbĕk
menak|| ya tikā dāna ngaranya||
atidāna
garanya:
SVĀÑ
CĀPI BHĀRYYĀN TANAYAM PRIYAÑ CA DATVĀ PAREBHYAḤ NA PUNAS TU TṚṢṆĀ
NA
ŚOKACITTAṀ PARAMĀṆUMĀTRĀṀ DVIJĀPATENEVA VADANTI DĀNAṀ||
[b28]
ka: anakbi bhāryyā, anakta kunang strī kāsihta towin puṇyāknanta ikā yan hana maminta ri kita, kady anggān sang
mahāsatwa, an puṇyākĕn strī nira: bhāryyā
nira, anak nira i sang brāhmaṇa mamalaku i sira|| āpan
ikang tṛṣṇā pinakawāraṇa ning kahyangbuddhān:
an kapangguha, pisaningūn kapangguha ng kahyangbuddhān|| panglinggana ri
pĕgat nika tṛṣṇā ri kita, HAYVA TA
NĀŚOKACITTAṀ PARAMĀṆUMĀTRA, hamĕngan|| ikang
puṇya mangkana pinakopāya ri kagawayan ing bo[d]dhinagara praweśa||
gawayan ing puṇya mangkana kramanya, ya
tikātidāna ngaranya||
mahātidāna
ngaranya:
DATVĀ
SVAMĀṄŚAṀ RUDHIRAṀ PAREBHYAḤ JITVĀSURENDRAṀ HṚDAYAṀ ŚARĪRAṀ
DĀYĀNUBHĀVĀT
NAVADUḤKHAMAYAT MAHĀTIDĀ[a29]NAṀ PRAVADANTI SANTAḤ||
ka:
kady anggān sang mahāsatwa, an puṇyākĕn daging nira, rāh
nira, mata nira, ng awak nira, tan hana katṛṣṇān ira irikā kabeh,
makanimitta sih nira ring satwa, makasangkan māthanyan duḥka ikā satwa, (h)anan rākṣaṣa, (h)anan mong, (h)anan garuḍa, pinuṇyākĕn ira ikā daging nira, rāh nira, mata nira, pinuṇyākĕn ira ri brāhmaṇa tuha wuta, parikṣa ri kadānaśūran ira, hati nira pinuṇyākĕn ira ri baṇyakanṣut (?) kṛpa duḥkita, astamakĕn ikang awak sukāryyan ikang yawanakajana, tan
tinĕngĕt ira|| kagawayan ing puṇya mangkana, ya tikā
mahātidāna garanya||
iti
nahan lwir ning dāna inajarakĕn tiga bhedanya||
[b29]
śīlapāramitā ngaranya:
NIVṚTTIR AŚUBHĀT KṚTSNĀT PRAVṚTTIR AŚUBHE TATHĀ||
ITI
SĪLASYA SAṄKṢEPAḤ KĀYĀVĀṄMANASAKRAMĀT||
ka:
ikang kāya, wāk, manah||
kāya
nga śarīra, solah ning tangan suku, ya kāya ngaranya||
wāk
ngaranya: śabda|| salwir ning wuwus ya śabda garanya||
citta:
ikang hiḍĕp, ya citta ngaranya||
sangsiptanya:
ikang kāya wāk citta ya tikā tan pagawaya pāpa; saprakāra ni inaranan
pāpakarmma tan wineh mabyāpārerika|| ikang trikāya ngaranya: kāya, wāk,
citta||
apa
pwānung utsahanĕn ikang trikāya ? ikang gawe hayu, salwir ning inaranan
śubhakarmma, ya hayu gawayakna dening trikāya||
[a30]
apa lwir nikang aśubhakarmma, anung tan utsahanĕn dening kāya ?
PRĀṆĀTIPĀTAVIRATI ADATTĀDĀNAVIRATI KĀMAMITHYĀCĀRAVIRATI||
PRĀṆĀTIPĀTAVIRATI ngaranya: tan pamatimatya awak ning sinĕngguh
prāṇī, agöng aḍĕmit, salwiranya, sadoṣa nirdoṣa, yāwat prāṇī, tan dadi pinatyan ikā|| apa doṣa nikā pinatyan ? bwat kawawa ring naraka, āpan ikang
mamatimati ya hetu ning naraka, mamanggih duḥkātyantabhāra, angjanma
preta tiryyak kelṇika (?) pipīlikādi||
ADATTĀDĀNAVIRATI
ngaranya: tan dadi mangalap artha, yan tan winehakĕn; salwiran ing artha,
mūlya tan [b30] mūlya, tan wĕnang wwang mangalap yan tapwanubhaya ikang madṛwya, hetu ning naraka ikā muwah mwang magawe tan śṛddha bhaṭāra ri kita, tan katon
lakṣaṇa nira denta||
KĀMAMITHYĀCĀRVIRATI
ngaranya: tan dadi tan wirati ring strī; salwir ning strī sinangguh tan yogya
parigrahan, lwirnya: jaṭī, śikhī, muṇḍī, sakaṇṭaka, dṛwya ning guru mwang kuṭumbī santāna nira||
yadyapin i strīnta towi, yan dewagṛha kaparĕk sakeng
buddhapratiwimba, sang hyang arccā, pratimā, pĕṭa,
pustaka, ngūniweh sthāna sang guru, tan dadi gumawayakna sanggama|| apa doṣanyan ginawayakĕn ikā ? hetu ni naraka ikā muwah, mwang
(h)ilang phala ning yoga brata samādhinta de nikā||
[a31]
ikang wirati sangkerikā katiga ya hayu ginawayakĕn ing kāya garan ikā, mwang
tan dadi pādacapala hastacapala, mwang tan gamĕlĕn uttamāngganta dening
tapwan manarima sambhara|| doṣanyan gamĕlĕn: lunghā
bhaṭāra pañcatathāgata sangke śirahta, ya ta matangnyan inalapan
sangaskāra ginamĕl śirahnya dening tapwan manarima sambhara, apan lumĕbur
padma bhaṭāra buddha ikang ginamĕl śirahnya deni
grāma; mwang tan dadi masuke gṛha ning caṇḍāla, apan buddhālaya tatwa ni śarīranta ri huwus tan kinĕnan
buddhābhiṣeka|| bhaṭāra buddha pwa
parameśwara ning parameśwara, SARVVADEVATĀGURU, guru ning sarwwa[b31]dewatā||
ya ta hetu nira tan wĕnang kawaweng adhaḥkriyā, mwang tan wiśeṣa ning upadhāna; ya ta hetu ni tan panambah ring strī, mata
gurupatnī, tan dadi ng wwang manabah ri sira, āpan SVOTPĀDAKAHETU TU TATVA
BHAṬĀRA SUGATA, dadi makakāraṇāwak nira, śāsana nira
ya ta tinūtakĕn de sang sogata|| ikā ta ng gati tan panambah ring strī, tan
ginamĕl mastakanya dening tapwan kṛtābhiṣeka, ikang tan para ring andhaḥkriyā, ya hayu
ginawayakĕn dening kāya ikā||
mapa
ng hayu gawayakna dening wāk ?
nihan
kramanya: haywa mṛṣāwāda, tan paiśunya, tan
pāruṣya, tan sambilāpa wirati, tan pañalānana sarwwa[a32]wastu
makādi ng pinangan, tan pangdoṣanana guṇa nirguṇa ni para (?), mwang tan
panginang asĕpah ning strī, tan pamangan acyutasamīpa, tan panginang asĕpah
ning strī, tan pamangan acyutasamīpa, tan pamanganani wedāntaniwedya, bhaṭāra buddha, – ikā ta gati mangkana yekā hayu ginawayakĕn
dening wāk ngaranya||
mapa
ng hayu ginawayakĕn dening citta ?
tan
göng rāga, tan göng dweṣa, tan moha, tan dambha,
tan īrṣyā, tan mātsaryya, mwang tan göng krodha,
tan göng lābha, tan göng śoka, mwang rĕṇa śuci, satya ring
utang, mwang haywa mithyādṛṣṭi, agöng ta sihnya ri
sarbwasatwa, mwang sambeganya, apagĕh ta bhaktinya ri bhaṭāra pañcatathāgata, mwang ri bhaṭāra
ratnatraya; (h)ayun ta ya lumĕpasakna ng sarbwasatwa sangke sang[b32]sāraduḥka, – ya tikā hayu ginawayakĕn dening citta ngaranya||
sangsiptanya:
inak ni pagĕh ning pariśuddha ning kāya wāk citta, ya sinangguh śīlapārāmitā
ngaranya||
kṣāntipāramitā garanya:
MITRĀMITRASĀMAṂ CITTAṀ APŪJAYOḤ SAMAṀ
KRUDDHEṢU ŚĀNTISAURATYAṀ KṢĀNTIPĀRAMITAṀ VADET||
ka:
ikang citta kĕlan ring parāwamāna aneka lwir nikang pisakit (t)inĕkākĕn ikang
melik ri kita, hanan kāya tan yukti, śabda tan yukti, citta tan yukti, tatan
malara, tan kagyat, pisaningūn ahyun malĕsa ring ahita, kewala tumarima ikang
pūrbwakarmmapārādha, tan pahuwusan mangangĕnangĕn haywa ning sarbwasatwa||
juga ng wini[a33]wekā, kinagorawan pwa kita, tatan gĕmĕgĕmĕn, tan harṣa, tan girang hyasĕn, mwang sama buddhinta ring sarbwasatwa||
sangsiptanya:
tan hana wikāra ni buddhinta ri sĕdangnyan inawamānan mwang kinagorawan|| ikā
tang gati mangkana ya sinanggah kṣāntipāramitā garanya||
wīryyapāramitā
ngaranya:
VĪRYYĀRĒMBHO
DIVĀRĀTRAU SATVĀNĀṀ HITAKĀRAṆĀT
KAROTI
NĀŚRAVAṀ KIÑCIT VĪRYYAPĀRAMITĀ SMṚTĀ||
ka:
ikang kāya wāk citta ya tikābyāmara tadā ng luh, tan alisuh gumawayakĕn ikang
kuśalakarmma ri rahina ri wĕngi|| lwir ning kuśala gawayakna ri rahina:
saddharma lekhana, mamūjā, maweha ng ājya, manulis (s)ang hyang ākāra
pallawa, manasi (?), saddharmawacana, [b33] umaca sang hyang dharmma ri
pustaka, sthūpopakāraṇa, mangarĕmbha sang
hyang sthūpa tathāgatapratiwimba, mangārcchanākna sarbwopakriyā, mahoma,
mwang makabuddhyanggorawa ring tamuy|| nahan lwir ni kuśala gawayakna dening
kāya wāk citta ri rahina ikā||
mapa
ng kuśala gawayakna ning kāya wāk citta ri rātri ?
majapa,
mayoga, masodhyāya, mangucchāraṇākna mantra stuti ri
sang hyang sarbwatathāgata, sarbwadewī, mangangĕnangĕna sarbwasatwa, mwang
mangangĕnangĕna swasthā ning sarbwasatwa, luputanya sangkeng rekhā, hĕntasnya
sangkeng bhāwacakra, pamanggihanya kasugatin, ḍatĕnganya ring
lokottarasuka|| mangkana kagawayan ikang kuśala ri [a34] wĕngi dening kaya,
wāk, citta, tan pāntara, tan kahanana luh tan panangguh angel|| ikang gati
mangkana ya wīryyapāramitā ngaranya||
dhyānapāramitā
ngaranya:
ŚREṢṬHAMADHYAMAKANIṢṬHE SATYE NITYAṀ DAYĀMATIḤ
YOGINAḤ YOGASĀMARṢYAT DHYĀNAPĀRAMITĀ SMṚTĀ||
ka:
kang āmbĕk mangekāntākĕn takwatakwan, nitya masih ring sarbwasatwa, kaniṣṭamadhyamottama, inangĕnangĕn hitasukāwasānanya, ngūniweh ikang
rāt kabeh, inanusmaraṇa hitasukāwasānanya ring
ihatraparatra denira|| umapa de nira umanusmaraṇa
hitasukāwasānanya ikā sarbwasatwa ? inak ni denira tumunggalakĕn awak nira||
[b34] mapa lwir nikang āmbĕk ? YA EVA SATVAḤ SAḤ EVĀHAM, SAḤ AHAṀ SAḤ SARBVASATVAḤ, ITYĀDYAKĀRAMABHŪT, ikang awak ning sarbwasatwa awak(k)u ikā,
awak(k)u awak ni sarbwasatwa ikā; apayāpan AVIBHĀGEKASVABHĀVĀ, ikang
sarbwawastu tan hana bheda ri sarbwadharmma, mangkana kāraṇa ikang āmbĕk|| ya tikā dhyānapāramitā ngaranya||
prajñāpāramitā
ngaranya:
YĀVANTI
SARBVAVASTŪNI DAŚADIKSAṄSTHITĀNI CA
TĀNI
ŚŪNYASVABHĀVĀNI PRAJÑĀPĀRAMITĀ SMṚTĀ||
ka:
sakweh nikang sinangguh(h)ana ring loka, DAŚADIKSAṄSTHITAḤ, ikang umunggu ri deśa
sapuluh: pūrwwa, dakṣiṇa, paścima, uttara, āgneya, nairṛti,
wāyawya, niśānī, ūrdhwa, adhaḥ, ya tikā kawruhana tĕka
ring [a35] śarīra, wāhya ahyātmika, mwang sarbwasatwa, sarbwawidhya,
sarbwakriyā, sarbwa kabwatan, sarbwapakṣa, ya tikā kawruhana,
sākāranya nirākāranya an makatatwa ng śūnyatā|| sambandha: tan katamwan yan
iningĕtingĕt an pakāwak ang ekānekaswabhāwa, āpan tunggaltunggal mapupul
matĕmu ikang sinangguh akweh ngaranya|| anung matamwa ya tikā tan katĕmu n
tinatwa wināswas, iningĕtingĕt tan katĕmu ikang sinangguḥ tuhutuhu tunggal garanya|| tumuluy ata ng ingĕtingĕt,
umingĕtingĕta yan taya ng tuhutuhu sinangguh makweh; tatan ring wāhyawastu
juga katĕkan tatwa mangkana kramanya, tĕkā ring jñānaswarūpa paḍa tan katamwan an ikā ekānekagrahyakāra; karikā grāhakākāra
kunang agrāhaka, [b35] agrāhya kunang tatwanya, tan katĕmu kahiḍĕpanya, enak pwa kahiḍĕpanya ring śūnyatā
ekaswabhāwa|| ikang śūnyatā ning sarbwadharmma ekaswabhāwa; mwang
wāhyādhyātma sakṣaṇa ingĕtingĕt ta ikang sinangguh śūnyatā ngaranya, tan katĕmu
[h]atah tatwanya an grāhyarūpa an grāhakarūpa, satata sandeha prawṛtti ikang jñāna|| umabhyāsa ikang śūnyatā kadi rūpa bhāwana
tan katĕmu atah awaknya||
nihan
prastāwa nikā grāhyagrāhakarūpa|| ri wĕkasan pwa ya ta sarwwaprapañcawarjitaḥ, ikang jñāna tuminggalakĕn sarwwaprapañca tan pamikalpa ring
(h)ana taya, ya ta pagĕh sthiti tan polah, ākāśamata lwirnyālilang anirawāraṇa, paḍa lāwan ākāśa|| ndah ya
tika wastu sinangguh prajñāpāramitā nga ikang inabhyāsa ḍang hyang sarbwasiddhi, matangnyan pangguhakĕn ikang
kahyangbuddhān||
iti
nāhan lakṣaṇa ning sinangguh ṣaṭpāramitā ngaranya||
kagĕgö
pwekang ṣaṭpāramitā denta, kita ng
tathāgatakula jinaputrādhikarmika, lakṣaṇākĕn tang caturpāramitā||
caturpāramitā
ngaranya: metrī, karuṇā, muditā, upekṣā||
metri
ngaranya: PARAHITAKĀKṚTVA, ākāra ning jñāna
sang satwawiśeṣa|| sang satwawiśeṣa garanya: sang tumakitaki ṣaṭpāramitā mwang caturpāramitā, sira ta satwa[b36]wiśeṣa ngaranira|| ākāra ning jñānanira gumawe haywa ning para||
para garanya: sarbwasatwa, kaniṣṭhamadhyamottama, ikang
sih ring para tan phalāpekṣa, ya metrī ngaranya||
karuṇā ngaranya: PARADUḤKHAVIYOGEC CA, ākāra
ning jñāna sang satwawiśeṣa ahyun (h)ilanga ni duḥka ning sarbwasatwawiśeṣa karuṇā, lwirnya: duḥkaduḥkatā, sangskāraduḥkatā, pariṇāmaduḥkatā|| nāhan lwirnyan
tiga ng duhka||
duḥkaduḥkatā ngaranya:
pangalapnya sor sangkeng janmanya tambayan, kady anggān ing janmamānuṣa, mātī pwa ya, mangjanma ta ya goḥ gawayādi, ya tikāduḥkaduḥkatā ngaranya||
sangskāraduḥkatā ngaranya: pāpa walwiwalwinya [h]iri[a37]kang janma katĕmu
denya tambayan, kady ānggan ing janma wwang, māti pwa ya, mangjanma ta ya
wwang muwah|| ya tikā sang[a]skāraduḥka(tā) ngaranya||
pariṇāmaduḥkatā ngaranya:
pangalapnya janma sor muwah ri huwusnyan pamangguhakĕn janma lĕwih sangke
janmanya ri tambayan, kady ānggan ing janmamānuṣa,
māti pwa ya, sangka ri tan pramādanya ring dharmma, mangjanma ta ya dewatā,
sangka ri pramādanya mangjanma ta ya mānuṣa muwah|| ya tikā pariṇāmaduḥkatā ngaranya||
nāhan
lwirnyan tiga ikang duḥka|| ikang satwa
amangguhakĕn duḥka mangkana kramanya, ya
tikā kinĕnan karuṇā de sang satwa wiśeṣa||
TRIVIDHĀ
KARUṆĀ JÑEYĀ, tiga prakāra ning karuṇā, lwirnya:
satwālambanakaruṇā, dharmmālambanakaruṇā, [b37] anālambanakaruṇā|| nāhan lwirnyan
tigang karuṇā||
satwālambanakaruṇā ngaranya: APRAHĪNĀTMADṚṢṬĪNAṀ DUḤKHITASATVĀLAMBANĀ KARUṆĀ, karuṇā ning hanāgrahanya ryy
awaknya: an gawayakĕn ikang karuṇā irikang satwa manĕmu
duḥka ināgrahanya pagawayan[a] karuṇā,
tĕlas pagawayan [ā] metrī, PṚTHAGJANANĀṀ SATVĀLAMBANAKARUṆĀ, kady ānggan ing karuṇā ni pṛthagjana, satwālambana
karuṇā ngaranya||
dharmmālambanakaruṇā ngaranya: PRAHĪNĀTMADṚṢṬĪNĀṀ DUḤKA, SAṄSKĀRAVIṢAYĀ KARUṆĀ, karuṇā ning tan hanāgrahanya
ryy awaknya, an gawayakĕn ika karuṇā, irikang satwa manĕmu
duḥka, makatanggwan hana ni abhiniweśanya ri duḥka ning satwa pagawayan karuṇā, tĕlas [a38] pagawayan
metrī, MAHĀSATVASYA ĀRYYASYA DHARMMĀLAMBANĀ KARUṆĀ|| kady anggan i karuṇā sang mahāsatwa sang
āryya, ya dharmmālambanakaruṇā garanya||
anālambanakaruṇā garanya: PRAHĪNĀTMADṚṢṬĪNĀMEVAN ABHINIVEŚASAṄSKĀRAVĀHINI MĀRGGE BYAVASTHITANĀM ANĀLAMBANĀ KARUṆĀ, karuṇā sang tan
hanābhiniweśanya irikang satwa pagawayan karuṇā, tĕke dharmmanya,
makatanggön tan hanābhiniweśanya, an gawayakĕn ikang karuṇā ring satwa manĕmu duḥka tĕlas pagawayan
mĕtrī, GRĀHYAGRĀHAKĀBHINIVEŚAVIGATĀNĀṀ BUDDHABODHISATVĀNĀM
ANĀLAMBANĀ KARUṆĀ, kady anggān i karuṇā sang bodhisatwa nirāgraha, ya anālambanagāni karuṇā sang bodhisatwa nirāgraha, ya anālambana[b38]karuṇā ngaranya||
iti
nāhan prabheda ni karuṇā||
muditā
garanya: PARAHITATUṢṬIḤ SATVAVIŚEṢASYA JÑĀNASYĀKĀRAḤ, inak ny ākāra ni jñāna sang satwawiśeṣa de ni suka ni satwa, tĕlas pagawayan ira metrī karuṇā, muditā garanya|| tigang muditā: satwālambanamuditā,
dharmmālambanamuditā, anālambanamuditā|| nāhan lwirnyan tiga, kadi dening
umartha tiga ngūni, mangkana dening umartha tiga mangke||
upekṣa garanya: lābhānapekṣa satwawiśeṣasya jñānasyākāraḥ, ākāra ni jñāna sang
satwa wiśeṣa tan pangapekṣā lābha|| tan pangapekṣā lābha garanya: tan
[a39] wawarĕngö ni jñāna sang satwa wiśeṣa ring walĕs: pūjāstuti
ngūniweh [h]artha|| an gawayakĕn ikang metrī karuṇā muditā ring satwa, makanimitta katonan i duḥka ning satwa, yogya pagawayana upekṣā|| sinamprayutta deni kagawayan ing upekṣā, tigang upekṣā: satwālambanopekṣā, dhammālambanopekṣā, anālambanopekṣā|| sakrama ny artha nikang tiga ngūni mangkanārtha ni kātiga
mangke||
ikang
metrī karuṇā muditā upekṣā,
ya tikā sinangguh caturpāramitā ngaranya||
papupul
ni caturpāramitā mwang ṣaṭpāramitā, lwi(r)nya: dāna, śīla, kṣānti, wīryya, dhyāna, prajñā, metrī, karuṇā, muditā, upekṣā|| ya tikā sinangguh
daśapāramitā ngaranya, ya tikā matatwa pañcadewī:
[b39]
BAJRADHĀTVĪŚVARĪDEVĪ MAHĀPRAJÑĀRŪPAVATĪ
PATYAU
PARAMASEVITĀ ṢAṬPĀRAMITAM UCYATE||
śrī
bajradhātwīśwarī sira ta lĕwih prajñā nira, atĕhĕr surūpa, atiśaya de nira
sewitaswāmī ri bhaṭāra wairocana, sira ta
makatatwa ng ṣaṭpāramitā||
MAITRILOCANĀ
VIJÑEYĀ MĀMAKĪ KARUNĀ MATĀ
MUDITĀ
PĀṆḌARAVĀSI UPEKṢĀ TĀRĀ UCYATE
bharālī
locanā metrī tatwa nira, bharālī māmakī karuṇā tatwa nira, bharālī pāṇḍarawāsinī sira ta makatatwa ng upekṣā|| mangkana tingkah ning daśapāramitā, an makatatwa
pañcadewī, ya ta matangnyan sang mangabhyāsa hayu [a40] dewī, sira sewita
rumuhun ri wāhyādhyātmika, apan sira paḍa ning umanggihakĕn i
kahyangbuddhān||
iti
daśapāramitā parisamāpta, paramamārgga ḍatang ring mahābodhi
ikā||
huwus
pwa enak wruhta irikang daśapāramitā mahāmārgga, kawruhi tang paramaguhya
mwang mahāguhya||
paramaguhya
garanya: rūpa ni awak bharāla, āpan sinangguh mahāwiśeṣa, kapratyakṣa de sang yogīśwara||
mahāguhya:
ikang kāraṇa ri kapangguhan bharāla, lwirnya: yoga
lāwan bhāwanā|| pāt lwir ning yoga, pawĕkas ḍang ācāryya śrī
dignāgapāda, lwirnya: mūlayoga, madhyayoga, wasānayoga, antayoga||
[b40]
mūlayoga garanya: humiḍĕp hana bharāla ring
ākāśa|| madhyayoga ngaranya: humiḍĕp hana bharāla ring
śarīra|| wasānayoga ngaranya: humiḍĕp hana bharāla ring pṛthiwīmaṇḍala|| antayoga garanya:
humiḍĕp hana bharāla ring śūnyatāmaṇḍala||
śūnytāmaṇḍala ngaranya: deśa ning bhināwanā||
deśa
ning bhināwanā: pāt kweh ni bhāwanā|| lwirnyan pāt: śastībhāwanā, uṣmibhāwanā, wṛddhabhāwanā,
agrabhāwanā||
śastībhāwanā
ngaranya: wikalpa ri hilang ning rāga|| uṣmibhāwanā ngaranya:
wikalpa ri hilang ning dweṣa|| Ūrddhabhāwanā
ngaranya: wikalpa ri hilang ning moha|| agrabhāwanā ngaranya: wikalpa ri
hilang ning kleśatraya||
krama
ni patĕmu ning bhāwanā lāwan yoga, yekā kawru[a41]hana panujunya||
śantibhāwanā kāraṇa ning mūlayoga; uṣṃibhāwanā kāraṇa ring madhyayoga;
ūrddhabhāwanā ngaranya kāraṇa ring wasānayoga;
agrabhāwanā garanya kāraṇa ring antayoga||
mangkana krama ning patĕmu ning bhāwanā mwang yoga|| tunggal tatwa ni bhāwanā
mwang yoga, paḍajñāna sang yogī||
kunang bhedanya: ikang bhāwanā manghiḍĕp samanya, ikang yoga
manghiḍĕp swalakṣaṇa, dudū ning wiṣaya tinūt ning bheda
ning wiṣayī||
tumūt
tang caturāryyasatya, kawaśākĕn denta marapwan siddhi yogabhāwanānta,
lwirnya: duḥkasatya, nirodhasatya, samudayasatya,
mārggasatya|| nāhan lwir ning caturāryyasatya anung gĕgönta||
iking
yoga, bhāwanā, caturāryyasatya, daśapāramitā, [b41] ya tikā sinangguh
mahāguhya ikā|| sājñā mahāmpungku, paran pwekang aji anung gĕgö ni
pinakanghulun, marapwan kapanggih ikang paramaguhya, pāwak bhaṭāra wiśeṣa, marapwan siddhi
nghulun ?
iṁ ! hanāji sang yogadhāra ngaranya, tigākṣaranya tigārthanya: adwaya iti, nāhan lwirnya|| adwaya
ngaranya: adwaya mwang adwayajñāna|| adwaya ngaranya: aṁ aḥ|| adwayajñāna ngaranya:
ikang wruh tan wikalpa ri hana taya, tan wikalpa ri sĕla ni hana taya, kewala
humidĕng nirākāra|| hana linganteriya taha, taya linganteriya taha, ri sĕla
ning (h)ana taya linganteriya taha, manameya phala linganteriya phala, [taha
[a42] tapwa linganteriya, sakalingan ing manangguh] haywa juga sangśaya taha
pwa linganta, adwayajñāna mangkana linganta||
hana
ya [h]aji sayogacara ngaranya, tiga kāraṇanya, tigārthanya,
lwirnya: adwaya iti, mangkana lwirnya, ikang aji adwaya ngaranya mwang
adwayajñāna nga aṁ aḥ, ikang wruh tan pamikalpa ring hana taya mwang ri sĕla ning
hana taya, kewala umidöng nirākāra|| hana linganteriya tahā, ri sĕla ning
hana taya linganteriya tahā, mānameyaphala linganteriya tahā, tahā pwa
linganteriya tahā, tahā pwa linganteriya tahā, ya kalingan ing manangguh
haywa juga sangśaya|| apa pwa linganteriya adwayajñāna||
ikang
aṁ aḥ mwang adwayajñāna ya
adwaya ngaranya|| aṁ ngaranya: pasuk ning
bāyu, aṁ śabdanya, lumrā ring śarīra, ngūniweh ring
nawadwāra, sūryyarūpa ikang śarīra hibĕkan denya, smṛtisūryya ngaran ikā|| – aḥ ngaranya: wijil ning
bāyu sangke śarīra, aḥ śabdanya, mukṣa ring śarīra, candrarūpa ikang śarīra ri mukṣa ning bāyu ring śarīra, somya lilang ahĕning ikang śarīra
wĕkasan, śāntacandra ngaran ikā, śāntasmṛti ngaranya waneh|| ri
hana ning smṛtisūryya śāntacandra
dadi tang adwayajñāna, patĕmu ning adwaya mwang adwayajñāna, ya tāngdadyakĕn
di[b42]warūpa, [awā sadākāla, ahĕning nirāwaraṇa kadi teja ning maṇik, apaḍang rahina sadā,
sugandha tan gawaigawai, surūpa tan gawaigawai, surasa tan gawaigawai sira
katon denta]|| ikang aṁ aḥ ya tikā sinanggah sang hyang adwaya ngaran ira bapa sira de
bhaṭāra hyang buddha|| ikang jñāna wruh tan wikalpa humidĕng
nirākāra, ya tikā sinanggah sang hyang adwayajñāna ngaran ira|| sang hyang
adwayajñāna sira ta dewī bharālī prajñāpāramitā ngaran ira, sira ta ibu de
bhaṭāra hyang buddha|| sang hyang diwārūpa sira ta bhaṭāra hyang buddha ngaran ira||
sangsipta
ning aṁ aḥ mwang adwayajñāna ya
rasa ning aji [a43] adwaya ikā|| ikang aji adwaya sari ning aji tarkka
wyākaraṇa||
uli(h)an
ing angaji tarkka: wruha ring adwayajñāna, āpan bharālī prajñāpāramitā wĕkas
ning jñāna pinet [n]ing mangaji tarkka, hetunyan prakaraṇa kāraṇa ri kapanggihan bhaṭāra hyang buddha||
phala
ning mangaji wyākaraṇa wruha ri sang hyang
adwaya, apan aṁ aḥ wĕkas ning aji wyākaraṇa, hetunyan wyākaraṇa kāraṇa nira ri katĕmwana sang
hyang adwayajñāna||
patĕmu
ning wyākaraṇa mwang prakaraṇa ya tikā mijilakĕn aji tantra, pinakāwak bhaṭāra hyang buddha||
sangsiptanya:
tang jñāna awak bhaṭāra hyang buddha, apan
pĕh ning jñāna matĕmu lāwan bāyu humĕnĕng inandĕlakĕn ing śabda aṁ aḥ, ikang sinangguh sang
hyang diwa[b43]rūpa garan ira|| sangkṣepanya: artha ning
adwayaśāstra ya ta udik pĕgatakna gĕsĕngananta ri sadābhyāsa, sādhanantāt
manggihakna ng kahyangbuddhān||
mapa
de ning lumĕkasa ? makasādhana sang hyang adwaya|| tan kari ikang bāyu aṁ mangkana lingnya, ya ta isĕp i tutuk, andĕlakĕn i gurunggurungan,
haywa ta wawarĕngö ri pasuk wĕtu ning bāyu sakeng irung; ikang inandĕlakĕn
ing gurunggurungan, ya ta lumrā humibĕk i śarīranta kabeh, atĕmah
sūryyaraktawarṇa|| muwah dadyakna [ng]
tang bāyu aḥ, mangkana lingnya: andĕlakĕn i
gurunggurungan, mukṣa ring śarīra, atĕmah
śāntacandra, somya līla, saprāṇāyāma ngaran ikā,
nityasā kita mangkana, hilang sarwwakleśanta, ri huwus nikā, andĕlakĕn tang
buddhānusmāraṇa||
buddhānusmaraṇa ngaranya: sang hyang adwayajñāna kasākṣāt kṛta ni tan hana ning hiḍĕp, len tang hiḍĕp mwang manghiḍĕp, tingkahnya: ikang bāyu tan masuk mĕtu ri tutuk, ring irung
kunang mukṣa mwang ikang śarīra de ni kaśaktin sang
hyang adwaya mwang kaśaktin sang hyang adwayajñāna, ri wĕkasan awā līlāhĕning
awās ikang śarīra, mwang tan pānghiḍĕp, tan hiniḍĕp, kewala lilang ahĕning nirāwaraṇa ikang śarīra, nirākāra apaḍang rahina sadākāla
śarīranta, kadi miñak inandĕlakĕn miñak|| sira [b44] ta dewawiśeṣa ri boddha, bhaṭāra paramaśūnya ngaran
ira, sira ta bhaṭāra paramaśiwa ngaran
ira, bhaṭāra puruṣa sira de sang wadiśiṣyā bhagawān kapila, sang hyang ātma garan ira de sang
wadikanabhakṣyaśiṣya, bhaṭāra nirguṇa ngaran ira de sang wadi weṣṇawa, sira ta phala ni
pratyakṣa de ḍang ācāryya nirākāra,
sira matĕmah bhaṭāra ratnatraya mwang bhaṭāra pañcatathāgata de ḍang ācāryya sākāra, sira
inandĕlakĕn ri sang arcca, pratima, pĕṭa de ḍang ācāryya wāhyaka, sira sang hyang wiśeṣajīwa ngaran ira, sira ta sang hyang wangsil ngaran ira
waneh||
aturū
pwa kita rumĕgĕpa mangkana yekā yoganidra ngara[a45]nya, aturū tan pangipi||
ewöh katamwan ira, apan sira phala ning sarbwayoga, sarbwasamādhi,
sarbwabrata, wĕkas ning sarbwapūjā, sarbwapraṇamya, sarbwamantra,
sarbwastuti, nityasa pwa sira katon denta, wĕnang ta kita umratyakṣākĕn ikang dūrasūkṣma, kawaśa pwa śarīranta
mangekatwa kalawan sira, makanimitta kawaśa ning samādhinta, ya tikā
sinanggah amanggihakĕn aṣṭeśwaryasuka ngaranya,
yapwan śarīranta ekatwa kalawan sira, sadākāla, tan saprayogi ta kita an
pakāwak ri sira, yekā sinanggah mokṣaskandha garanya,
sinanggah siddha munīndra garanya||
sang
hyang adwaya mwang sang hyang adwayajñāna sira ta wĕkas ning sarwwaśāstra,
sarwwa āgama sarbwasamyak[b45]byapadeśa, sarbwopadeśa, sarbwasamaya|| sang
hyang adwaya mwang sang hyang adwayajñānātah āpan sira wĕkas ning
winarahakĕn, ya ta matangnyan sang hyang yogādi paramanairātmya garan ira
waneh de sang boddha, ananta paramanandana ngaran ira de sang bhairawa,
mārggayogādi paramaguhya ngaran ira de sang siddhānta, niṣkalādiparama ngaran ira de sang weṣṇawa, sira ta sodhamatatwānta garan ira, ewöh sang kumawruhane
sira||
sājñā
mahāmpungku, tulusakna pwa sih śrī mahāmpungku ri pinakanghulun, warahĕn ri
lakṣaṇa muwah sādhana ni
umangguhakna sang hyang diwarūpa||
auṁ ! pahenak denta rumĕngö kita ng tathāgatakula jinaputra||
ikang śarīra aṣṭa dalapan malawö, wwalu
lawö[a46]lawönya, lwirnya: mata, nga, talinga, nga, irung, nga, tutuk, ba,
pāyupastha, ba, nāhan pinakalawölawönyan wwalu, ya ta inandĕlakĕn
bajrajñāna|| bajrajñāna ngaranya: sang hyang adwayajñāna|| ikang lambe i sor
i ruhur mwang ilat, ya ta bajrarūpa, makawarak tungtung ning jihwa, makaśuci
lambe i sor i ruhur; ikang bajra mangadĕg ri śarīra padmarūpa sake tungtung
ning ilat, mingsor tang a…kāra, mandĕl i sor ni padma, [ikang aṁkāra mandĕl i sor ni padma], ya ta tĕmah sūryya, dumilah deni
dilah nikang sūryya, lĕbur arok; dadi tang aḥkāra lumĕpasakĕn lĕbur
ikā kabeh, mukṣa parok ni lĕbur nikā,
mwang ikang ākāra tĕlas dadi tang maṇiratnanirmma[b46]lākāra,
ya ta panganusmaraṇanta irikang rāt kabeh||
yan
hana wwang alara prihati kunang katuturananta kady anggan ing cintāmaṇi, hilang ikang duḥka denya, apan ikang
jñāna kita kĕna (?) nirmmalākāra ri swacittanta, atĕmahan sang hyang diwarūpa
sira||
muwah
(h)ana ta saptajanma ngaranya|| gawayakna[na]nta kang pratipatya ning
adwaya|| sādhanamātra tan parowang prajñā kadi manah ning rarai jro wĕtang,
ya jambhalasamādhi ngaranya||
karĕgĕpan
ing adwayayoga wruh ri tatwa kadi buddhi ning manuk wāhu tĕtĕs ri hantiga, ya
wāgīśwarasamādhi garan ikā||
karĕgĕpan
ing adwaya mwang prajñā karuṇā ri sarbwasatwa, ya
lokeśwarasamādhi ngaranya||
karĕgĕpan
ing adwaya mwang bajra krodha karuṇā ring [a47]
sarbwasatwa, bajrasatwasamādhi garan ikā||
karĕgĕpan
ing adwaya mwang prajñā makapuhara anurāga ri sarbwasatwa, muniwaracintāmaṇisamādhi ngaran ikā||
karĕgĕpan
ing adwaya mwang prajñā makāwasana ng warahwarah ri heyopadeśa ri
sarbwasatwa, śwetaketusamādhi ngaran ikā||
karĕgĕpan
ing bāyu aṁ śabdanya, humibĕk ing śarīra sūryyarūpa
ikang śarīra, hilang tang śarīra linĕpasakĕn dening bāyu aḥ śabdanya, mukṣa tan pahamĕngan,
tatanpāna pasuk wĕtu ni bāyu, hidĕng ning bāyu tan hanātah, śarīra citta tan
hanātah, samangkana awā lilang ahĕning nirāwaraṇa
nirākāra rahina sadākāla pinakāwaknya, kumāranirbbāṇa cittamaisamādhi ngaran ikā||
[b47]
kapingpitu ni samādhi samādhi ning meh muliha ri kolilahan, manggihakna kamokṣan||
nihan
ta waneh pājara mami ri kita, ikang śarīra i jro i yawa stūpa prāsāda||
kunang ta ngaranya ikang akṣara:
NAMAḤ SIDDHAṀ
A,
Ā; I, Ī; U, Ū; RĔ, RÖ; LĔ, LÖ; E, AI; O, AU, AṄ, AḤ||
KA,
KHA; GA, GHA; ṄA||
CA,
CA; JA, JHA; ÑA||
ṬA, ṬHA; ḌA, ḌHA; ṆA||
TA,
THA; DA, DHA; NA||
PA,
PHA; BA, BHA; MA||
YA,
RA, LA, VA||
ŚA,
ṢA, SA, HA||
nihan
lwir ning akṣara pinakāntara nikang
śarīra prāsādatatwa||
nihan
ajarnya: NAMAḤ: kāyaśuddha; SIDDHAM:
hĕning suka; A, Ā: janmasuka; I, Ī: warṇasateja; U, Ū: rūpa
paripūrṇa; RĔ, RÖ: mata mulat; lĔ, lÖ: talinga
mangrĕngö; E, AI: irung mangambu; O, AU: pāyupastha; AṄ AḤ: jñāna sūryya
śāntacandra||
[a48]
NA: tahulan; MAḤ: rudhira; SI: daging;
DDHAṀ: kulit; A: jñāna; Ā: lrānya; I: warṇa; Ī: lrānya; U: rūpa; Ū: lrānya; RĔ: mata; RÖ: lrānya; LĔ:
talinga; LÖ: lrānya; E: irung; AI: lrānya; O: pāyupastha; AU: lrānya; AṄ: sūryya; AḤ: śāntacandra||
KA,
KHA; GA, GHA, GHA; Ga||
CA,
CA; JA, JHA; ÑA||
mata
mwang tinon|| –
ṬA, ṬHA; ḌA, ḌHA; ṆA||
talinga
mwang rinĕngö|| –
TA,
THA; DA, DHA; NA||
irung
mwang kambung||
PA,
PHA; BA, BHA; MA||
pāyupastha||
–
YA,
RA, LA, VA||
bhūmi||
–
ŚA,
ṢA||
suku
kalih|| –
SA,
HA||
tangan
kalih|| –
KA,
KHA; GA, GHA||
PA,
PHA; BA, BHA||
kāmadhātu||
–
NĀ,
GA, JA, LĀ||
ÑA,
NA, ṄA,
tĕlĕknya||
–
TA,
THA, DA, DHA,
YA,
RA, LA, VA,
rūpadhātu||
–
KA,
KHA; GA, GHA;
CA,
CA; JA, JHA;
arūpadhātu||
–
KA:
tĕlĕknya
ŚA:
paryyanta ning jñāna
ṢA: strī
SA:
puruṣa
MA:
usus
nāgāng
lĕkĕr
HA:
rasuk ning adwaya||
[b48]
ikang akṣara 37 kwehnya adwayātmaka ikā kabeh, arok
lawan kleśa, awĕlu rūpanya; ngke śarīra stūpa iheng i jro prāsāda, i taṇḍas nikang stūpa prāsāda śarīra ngka ta kahanan bhaṭāra hyang buddha masamāhitarūpa nira ngkana|| pājar sang hulun
kṛtopadeśa i sang hyang mahāyāna, kengötaknanta kita ng
jinaputra||
nihan
ta waneh pājara mami ri kita: haywa dṛśya dening len śarīranta
mwang huripta, radinana wehalilanga, matanta kalih āditya sateja, talinganta
kalih āditya sateja, irungta kalih āditya sateja, i ilatta lambenta āditya sateja,
hatinta, [a49] pusuhpusuhta, wungsilanta, amprunta, paruparunta, limpanta,
ususta, āditya sateja tapwa śarīranta kabeh i yawa i jro, mangkana denta
mahayu śarīranta|| āditya sateja garanya: karĕgĕpan ing ādwaya, yatānyan
[h]ilanga sarwwakleśa ri śarīranta kabeh, tĕmah ta śarīranta somya lilang||
lambenta
i sor i ruhur patĕmwaknanta tungtung nīlatta ya ta andĕlakna ri tungtung ning
[h]untuta, sĕla ning [h]untu i sor i ruhur sarambut deyanta, isĕpta bāyu sake
tutuk, pingsorakna tĕkeng pusĕr, miṇḍuhurakna ikang bāyu
humĕnĕnga tan polaha, ikang bāyu sūkṣmālit tatan katĕngĕra
mingsor miṇḍuhur, samangkana ng bāyu rakta dadi aṁ lingnya, atĕmah āditya paripūrṇa sakaja [b49] umasuk ri
śarīranta|| ri huwus nikā dadi tang manah alilang ahĕning nirāwaraṇa, kadi kāla ning lahrū tĕngah ng we|| ikang āmbĕk mangkana
yeka sinanggah kahuangbuddhān ngaran ira, sira ta maṇik sarwwasaparipūraka garan ira, mangkanābhyāsanta sārisāri,
yatānyan manggihakna ng kahyangbuddhān||
muwah
hana ta saptasamādhi ngaranya, lwirnya: pĕgĕng ikang bāyu sapraśwāsa,
humĕnĕng āmbĕkanta, tan wawarĕngö [h]ri hana taya, jambhalasamādhi ngaran
ikā, pūrwwasamādhi ikā||
huwus
ing amĕgĕng wijilakĕn ta bāyunta, haywa karkaśa wĕtunya, dadi tang āmbĕk
alilang kadi manah niḥ manuk wahu tĕtĕs ri
hantiga, wruh ring wiśuddha ning kāya wāk citta, alilang nirmmala|| ikang
āmbĕk mangkana wāgīśwarasamādhi ngaran ikā||
katon
pwekang sarbwasatwa kāsyasih dening rāgādi, dadi tang āmbĕk (k)umingking
haywa ning sarbwasatwa, masih tan pasangkan upakāra, ikang āmbĕk mangkana
lokeśwarasamādhi ngaran ikā||
dadi
tang āmbĕk makāwak bajra rodra humilangakĕn ikang sarbwaduṣṭa citta, kumingking haywa ni rāt kabeh, ikang āmbĕk mangkana
bajrasatwasamādhi ngaran ikā||
dadi
tang āmbĕk ādibuddha ni ratu cakrawartti huwus malahakĕn śatru śakti wĕnang
aweh sakaharĕp ning sarbwasatwa, ikang āmbĕk mangkana mahāmuniwara cintāmaṇisamādhi ngaran ikā||
dadi
tang āmbĕk (k)umingking haywa ni sarbwa[b50]satwa, utsāha ri kagawayan ing
dharmma ni sarbwasatwa, ikang āmbĕk mangkana śwetaketusamādhi garan ikā||
dadi
tang manah alilang ahĕning muka ring nirbbāṇa kadi sūryya paripūrṇ[n]a alilang ahĕning aho nirāwaraṇa awā paḍang rahina sadākāla
kumāranirbbāṇasamādhi garan ikā||
nihan
ta muwah kayatnākna tĕmĕntĕmĕn yan ahyun amanggihakna ng kamokṣan|| ikang bāyu i tĕngĕn amitābha ngaran ira, ikang bāyu i
kiwa amoghasiddhi ngaran ira, ikang bāyu parĕng mĕtu ratnasambhawa ngaran
ira, tan wĕtu ning bāyu kiwa tĕngĕn akṣobhya ngaran ira, tan
wĕtu ning bāyu kiwa tĕngĕn akṣobhya garan ira, wĕkas
ning bāyu wairocana ngaran ira, kahanan ira i tungtung ning irung i rahi i uṣṇīṣa, wĕkas ning nirmmala
śuddhiśuddhin sira kalima, sira ta sang hyang pañcarasa ngaran ira||
[a51]
kunang yan ahyun ri karmmaprasara ikang bāyu i tĕngĕn atĕmah (h)anāgnimaṇḍala, trikoṇākāra, dumilah raktawarṇ[n]a, madhyanya triśūla, sādhananta ri sarbwakarmma ikā||
waneh
dadyakĕn mahendramaṇḍala ikang bayu i tĕngĕn
apasagi, dumilah kunang warṇ[n]anya kadi mās,
madhyanya pañcaśucikabajra mĕnga, sādhananta ri wṛddhya ning hurip mwang ri wṛddhya ning sada ikā||
muwah
dadyakĕn mahendramaṇḍalāpasagi, bhedanya
putih tejanya, somya, bajra i tĕngah sādhananta ring kaswasthān ika||
ikang
caturagramaṇḍala dadi waśīkaraṇa, ākarṣaṇa|| ikang uśwāse kiwa atĕmahan bāyumaṇḍala nirākāra, irĕng, ijo, kuning kunang warṇ[n]anya, dumilah tungtung[b51]nya kalih, dhwaja cihna patākā
kunang tangan i kiwa mangrĕgöp angkus kuṇḍala lwirnya: sādhananta
ring ākarṣaṇa ikā, sthāmbana uccāraṇa kunang lāwan ta waneh dadyakĕn bāruṇamaṇḍala ikang uśwāse kiwa,
awĕlu dumilah putih warṇ[n]anya, madhyanya sūkṣma maṇḍalālit, kadi śuddha sphaṭika ri tĕngah pinakawarṇ[n]anya pinakacihnanya,
sādhananta ring śāntika ikā||
kunang
ikang paramawiśeṣabāyu tan polah ning
uśwāsa, kewalālilang ahĕning nirāwaraṇa humiḍĕng nirākāra ring ghrāṇa pradeśanya tĕka ring
rahi ryy uṣṇīṣa śuci śuddha tan
hanānggĕlĕh iriya, wairocanasamādhi ngaran ikā||
kayatnākna
tĕmĕntĕmĕn sira, tan dadi dṛśya dening len [a52]
sira bwat mangdadyakĕn pāpa yan kājar ing len, dadi mara(h) winarahakĕn ḍān manghanākna [kna] gurukrama iring wwang||
iti
ḍang hyang kamahāyānikan paramasamaya mahopadeśa ikā de sang
boddha, tĕngĕtĕn haywa cāwuh, wĕkas ning sangketa sira, sari ning kapaṇḍitan||
Īṁ! sājñā mahāmpungku tulusakna pwa sih śrī mahāmpungku ri
pinakanghulun|| sang hyang diwarūpa kapwāwak bhaṭāra buddha de śrī mahāmpungku|| mapa pwa ling sang paṇḍita waneh? bhaṭāra ratnatraya mwang bhaṭāra pañcatathāgata sira rakwāwak bhaṭāra buddha, śuddha, nīla, pīt[t]a, rakta, wiśwawarṇnanira, dhwaja, bhūḥsparśa, warada, dhyāna,
abhayamudrā nira|| mangkana ling sang [b52] paṇḍita waneh, ya tāngde
sandigdha ri jñāna ranak mahāmpungku|| pahidhyakna ta ranak śrī mahāmpungku,
marapwan hilang ikang sangśayajñāna, malya samyajñāna||
auṁ! anakku kita ng tathāgatakula jinaputra, pahenak denta
mangrĕngö|| tiga bheda ning jñāna: wāhyaka, sākāra, nirākāra|| yan bhaṭāra diwarūpa sira pinakāwak bhaṭāra hyang buddha, jñāna
nirākāra kāraṇa nira, mwang grāhaka ri
sira|| pinūjā pwa bhaṭāra buddha de ni jñāna
sākāra śrī mānakālĕngka lwirnya: samangkana ta bhaṭāra hyang buddha maśarīra dewatārūpa, dadi dening kriḥkāra śwetawarṇ[n]a, dhwajamudrā, sira
ta bhaṭāra śrī śākyamuni ngaran ira, [a53]
SARVVADEVAGURŪCYATE, inajarakĕn guru ning sarwwadewatā|| mijil tang dewatā
sakeng śarīra bhaṭāra śrī śākyamuni ri
tĕngĕn, raktawarṇ[n]a, dhyānamudrā,
makasangkan hriḥkāra sira ta bhaṭāra śrī lokeśwara ngaran ira|| mijil tang dewatā sake śarīra
śrī śākyamuni kiwa, nīlawarṇ[n]a, bhūḥsparśamudrā, makasangkan brīḥkāra, sira ta bhaṭāra śrī bajrapāṇi ngaran ira|| sira ta
katiga bhaṭāra ratnatraya garan ira, sira sinangguh
buddha, dharmma, sanggha, sira makatatwa ng kāya, wāk, citta, sira makaśīla
ng asih puṇyabhakti, ahyun pwa sira pūrṇ[n]a ning tribhuwana|| mijil ta bhaṭāra śrī wairocana sake muka śrī śākyamuni|| mawibhāga ta bhaṭāra śrī lokeśwara, mijil ta bhaṭāra amitābha [b53] mwang
bhaṭāra ratnasambhawa|| mawibhāga ta bhaṭāra śrī bajrapāṇi, miil ta bhaṭāra amitābha mwang bhaṭārāmoghasiddhi|| sira ta
kalima sira sinangjñān bhaṭāra pañcatathāgata mwang
bhaṭāra sarwwajñāna ngaran ira waneh|| mijil tang dewatā
sarwwakāryyakartta sake kasarwwajñān bhaṭāra wairocana, lwirnya
īśwara, brahmā, wiṣṇu, sira ta kinon
mamaripūrṇ[n]ākna ng tribhuwana mwang isyanya de bhaṭāra wairocana, donanya pagawayana kaparārthān mwang sthāna bhaṭāra pinūjā irikang kāla, dadi tang sthāwarajanggamādi||
swargga hibĕkan dewatādi marttyapada (h)ibĕkan mānuṣādi, pātāla hibĕkan nāgādi de bhaṭāreśwara brahmā [a54] wiṣṇu, ya ta matangnyan
sarwwakāryyakartta sira, nora tan kahanan ira, ndān dinadyakĕn de ni
kasarwwajñan bhaṭāra śrī wairocana, kang
sarwwakāryyakartta bhaṭāra īśwara brahmā wiṣṇu|| mangkana kahiḍĕpan bhaṭāra sarwwajñā dening sākārajñāna, pinūjā sira ring pañcopacāra
jñānatatwa|| kahiḍĕp (p)wa sira dening
wāhyakajñāna sang hyang arcca pratimā pĕṭa śākali, pinūjā ring
pañcopacāra wāhya|| kalinganyānak[k]u: bhaṭāra diwarūpa sira dadi
bhaṭāra ratnatraya, matĕmahan bhaṭāra pañcatathāgata||
pañcatathāgata mangdadyakĕn pañceśwara, pañceśwara mangdadyakĕn brahmarṣi, brahmarṣi mangdadyakĕn
sarwwajanma dewatādi|| pahenak ta manahta, haywa sangśaya!
[b54]
nihan tang tatwawiśeṣa muwah pawaraha mami ri
kita, krama ni pañcaskandha ri sang yogīśwara: rūpa, wedanā, sañjñā,
sangskāra, wijñāna||
RŪPA
VAIROCANA JÑEYAḤ VEDANĀ RATNASAMBHAVAḤ
SAṄJÑĀŚ CA AMITĀBHAŚ CA SAṄSKĀRĀMOGHASIDDHIDAḤ
AKṢOBHYO VIJÑĀNAṀ JÑEYAḤ PAÑCASKANDHAŚ CA UCYATE
PAÑCĀṄGAPAÑCABODHIŚ CA PAÑCATATHĀGATĀTMAKA||
ka:
ḍang hyang wairocana rūpa|| rūpa ngaranya: kulit, daging,
otwat, tahulan, rāh, wuduk, sumsum, ya rūpa ngaranya||
ḍang hyang ratnasambhawa wedana|| wedana
ngaranya: ikang manghiḍĕp sukaduḥka ya wedana nga||
ḍang hyang amitābha sañjñā|| sañjñā
ngaranya: nāma, nāma ngaranya: aran; ya sañjñā ngaranya||
[a55]
ḍang hyang amoghasiddhi sangskāra|| sangskāra ngaranya: ikang
ginawe hetu mwang ginawe pratyaya, ya sangskāra ngaranya||
ḍang hyang akṣobhya wijñāna|| wijñāna
ngaranya: samyajñāna|| samyajñāna ngaranya: pratyakṣānumāna; ya wijñāna ngaranya||
skandha
ngaran ing śarīra, pañca ngaran ing lima, ya ta sinangguh śarīra lima
ngaranya|| mangkana tatwa ning pañcaskandha ri sang yogīśwara||
nihan
krama ning wijākṣara mangdadyakĕn
pañcatathāgata: aḥ, hūṁ, traṁ, hrīḥ, aḥ||
VAIROCANAN
TU AḤKĀRAṀ, HŪṀKĀRAṀ AKṢOBHYAS TATHĀ
TRAṀKĀRAṀ RATNASAMBHAVA HRĪḤKĀRAÑ CA AMITĀBHO||
ka:
aḥkāra wijākṣara ḍang hyang wairocana, hūṁkāra wijākṣara ḍang hyang akṣobhya, traṁkāra wijākṣara ḍang hyang ratnasambhana,
hrīḥkāra wijākṣara ḍang hyang [b55] amitābha, AḤKĀRĀMOGHASIDDHIDHAḤ, akāra wijakṣara ḍang hyang amoghasiddhi||
nahan
wijākṣarāmijilakĕn pañcabuddha||
nihan
tingkah bhaṭāra buddha makāwak trikhala|| trikhala
ngaranya: rāga dweṣa moha, kāntarbhāwerikā
tang dambha, īrṣyā, mātsaryya||
RĀGĀMITĀBHO
VIJÑEYAḤ DVEṢAŚ CĀKṢOBHYABAJRADṚK
MOHA
VAIROCANAŚ CĀPI TRIRŪPABHĀVANTA TATAḤ||
ka:
ikang rāga, ḍang hyang amitābha tatwa
nira, ikang dweṣa ḍang hyang akṣobhya tatwa nira, ikang
moha wairocana tatwa nira, ya ta sinanggah trikhala de sang yogīśwara|| kāraṇa ning walwiwalwi ring tribhāwa ikang rāga dweṣa moha; tribhāwa ngaranya bhāwacakra||
nihan
tatwa ning trimala ri sang yogīśwara:
ARTHAḤ ŚĀKYAMUNIḤ DIKṢAḤ KĀMA LOKEŚVAROCYATE
ŚABDA
BAJRAPĀṆIḤ JÑEYAḤ TRIMALAṀ YOGISANMATĀ||
[a56]
ka: artha śrī śākyamuni tatwa nira, kāma śrī lokeśwara tatwa nira, śabda śrī
bajrapāṇī tatwa nira|| ikang artha kāma śabda ya ta
inajarakĕn trimala de sang yogīśwara||
RĀGADVEṢAMOHO BUDDHAḤ ARTHAKĀMAŚABDĀTMAKAḤ
DHARMMASUSMṚTIBHĀVĀYA SMṚTEḤ SYĀT DUḤKHADHĀRAṆĀT||
ka:
bhaṭāra buddha sira makatatwa ng rāga dweṣa moha, makāwak artha kāma śabda sira, ka: trikhala sira
trimala sira|| paran don ira n makāwak trikhala trimala? makadon dadya ni smṛti marmma ning dharmma, makanimitta smṛti ring dharmma, dadi makasangkan kadhāraṇān ing duḥka, ya ta hetu nira n
patĕmahan trikhala trimala, duḥka hetu nika, marapwan
ikang rāt kabeḥ mahyun angolahakna ng
dharmma, sādhananyan umanggihakna ng inak [b56] ambĕk||
BUDDHO
ŚĀKYAMUNIḤ VĀDVĀN DHARMMO LOKEŚVARAḤ PRABHUḤ
SAṄGHO BAJRAPĀṆI JÑEYAS TRIRATNAN TU
VIDHĪYATE||
ka:
ḍang hyang śrī śākyamuni paramārtha ḍang hyang buddha tatwa nira, śrī lokeśwara ḍang hyang dharmma tatwa nira, śrī bajrapāṇi āryya sanggha tatwa nira|| sira ta sinanggah bhaṭāra ratnatraya ngaran ira|| wairocana, amitābha, akṣobhya ratnatraya ngaran ira|| wairocana, ratnasambhawa,
amoghasiddhi ratnatraya sira muwah||
nihan
tatwa ning trikāya: kāya, wāk, citta||
KĀYO
VAIROCANAŚ CĀPI VĀK CĀMITĀBHO VIJÑEYAḤ
CITTAM
AKṢOBHYABAJRAŚ CA TRIKĀYANĀMASANMATA||
ka:
ḍang hyang wairocana kāya; sarwwamudrā sarwwalakṣaṇa, ya kāya ngaranya||
[a57]
ḍang hyang amitābha wāk|| wāk ngaranya: sarwwaśabda makādi
mantra wijākṣara, ya wāk ngaranya||
ḍang hyang akṣobhya citta||
sarwwajñāna ya citta ngaranya|| ya ta matangnyan bhaṭāra ratnatraya sira trikāya, ling sang yogīśwara||
nihan
tatwa ning triparārtha kawruhana, triparārtha ngaranya: asih, puṇya, bhakti||
ASIḤ VAIROCANO JÑEYAḤ PUṆYAŚ CĀMITĀBHAS TATHĀ
BHAKTIŚ
CĀKṢOBHYABAJRADṚK TRIPARĀRTHĀNIGACYATE
ka:
bhaṭāra wairocana sira asih|| asih ngaranya: sang kumawaśākĕn
caturpāramitā, ya asih ngaranya||
bhaṭārāmitābha puṇya|| ikang lumaku
satatānūt rasa [b57] ning āgama, matĕguh rumakṣa tapa brata sangskāra
mwang buddhaśāsana tan kawanĕhan mangulahakĕn dharmma, ya sinangguh bhakti
ngaranya||
ikang
asih puṇyabhakti, ya triparārtha paramārtha
ngaranya, makatatwa ng ratnatraya||
nihan
tatwa ning pañcadhātu ri sang yogīśwara|| pañcadhātu ngaranya: pṛthiwī, āpaḥ, teja, bāyu, ākāśa||
PṚTHIVĪ DHĀTUR BUDDHAŚ CA ABDHĀTU RATNASAMBHAVAḤ
TEJODHĀTUŚ
CĀMITĀBHO VĀYUŚ CĀMOGHASIDDHIDAḤ
ĀKĀŚADHĀTUR
AKṢOBHYA ETĀNI PAÑCADHĀTUNI
SATVENA
PĀÑCADEHAŚ CA PAÑCATATHĀGATĀTMAKĀ||
ka:
ḍang hyang wairocana sira buddha, sira pṛthiwīdhātu|| ikang abwat ya pṛthiwī ngaranya||
ḍang hyang ratnasambhawa āpaḥdhātu|| ikang drawa swa[a58]bhāwa, ya āpaḥ ngaranya||
ḍang hyang amitābha tejadhātu|| ikang laghu
swabhāwa, ya tejadhātu ngaranya||
ḍang hyang amoghasiddhi sira bāyudhātu||
ikang wala(?) swabhāwa, ya bāyudhātu ngaranya||
ḍang hyang akṣobhya ākāśadhātu|| ikang
taya swabhāwa, ya ākāśa ngaranya||
nahan
krama ḍang hyang pañcatathāgata matĕmahan
pañcadhātu||
ikang
pañcadhātu ya ta pañcadeha dening sarbwasatwa, lwirnya: pṛthiwī pinakadaging, kulit, otwat, tahulan|| āpaḥ pinakarāḥ, wuduk, sumsum, reta
śleṣma|| teja pinakapanon|| bāyu pinaka uśwāsa|| ākāśa pinakalĕpa
ning śarīra, pinakaroma|| mangkana lwir ning pañcamahābhūta pinakā[b58]wak
ning sarbwasatwa; saha kalāwan guṇanya pinakaśarīra: pṛthiwī makaguṇa ng gandha, āpaḥ makaguṇa ng rasa, teja makaguṇa ng rūpa, bāyu makaguṇa ng sparṣa, ākāśa makaguṇa ng śabda|| ya ta hetu
ning puruṣa kinahanan dening rūpa, rasa, gandha,
sparśa, śabda, āpan makāwak pañcadhātu||
nihan
krama ḍang hyang tathāgata patĕmahan pañcarūpaskandha||
pañcarūpaskandha ngaranya: kalala, arwuda, ghana, peśi, praśaka||
KALALAṀ BAJRASATVAŚ CA ARVUDHA RATNASAMBHAVAḤ
GHAṆĀMITĀBHO VIJÑEYAḤ PEŚI AMOGHASIDDHIDAḤ
VAIROCANA
PRAŚĀKĀYAṀ PAÑCARŪPĀTMASAMBHAVAḤ
PAÑCĀKĀRAVIṢAṀBODHEḤ PAÑCATATHĀGATĀ MATĀ||
ka:
ḍang hyang akṣobhya kalala|| kalala
ngaranya: pilapilu|| [a59] ḍang hyang ratnasambhawa
arwuda|| arwuda ngaranya: wĕrĕh||
ḍang hyang amitābha ghana|| ghana ngaranya:
daging akandĕl, kady anggan ing goh gawayādi||
ḍang hyang amoghasiddhi peśi|| peśi ngaranya:
daging alamĕd, kady anggan ing pipīlikādi||
ḍang hyang wairocana praśaka|| praśaka
ngaranya: matangan, masuku, mahulu, kady anggan ing mānuṣa dewatādi||
nahan
krama ḍang hyang pañcatathāgata patĕmahan
pañcarūpa skandha, ya pañcākāra wisaṁbodhi||
nihan
krama ning pañcatathāgatajñāna ri sang hyang kamahāyānikan||
ŚĀŚVATAJÑĀNABUDDHAŚ
CA ADARŚAJÑĀNĀKṢOBHYAŚ CA
SAMATA
RATNASAMBHAVAḤ KṚTYAÑ CĀMOGHASIDDHIDAḤ
PRATYAVEKṢAṆA VIJÑEYO LOKEŚVARA PARAṀSUKHAṀ
ETĀNI
PAÑCAJÑĀNĀNI GUHYAÑ CA PARIKĪRTYATE||
[b59]
ka: ikang niṣprapañcajñāna kinahanan
dening ātmaniyābhiniweśa, ya tika śāśwatajñāna ngaran ikā, jñāna bhaṭāra wairocana ika||
ikang
prabhāswarajñāna, jñāna lumĕng kadi teja sang hyang āditya, ya adarśanajñāna
ngaranya, jñāna bhaṭārākṣobhya ikā||
ikang
jñāna grāhyagrāhakarahita, tan panggĕgö, tan panggĕgö awaknya, ya
ākāśamatajñāna ngaranya jñāna bhaṭāra ratnasambhawa ikā||
ikang
jñāna sarbwadharmmanairātmya, humiḍĕp śūnyatā ning
sarbwadharmma nityadā, ya pratyawekṣaṇajñāna ngaranya, jñāna bhaṭārāmitābha ikā||
ikang
jñāna wyāpāra ring sarbwakriyā sarbwa hana taya, ngūniweh byāpāra polah ning
awak ya tikā kṛtyānu[a60]ṣṭhānjñāna ngaranya, jñāna bhaṭārāmoghasiddhi ika||
matangnyan
karmmakuli ngaran ḍang hyang amoghasiddhi
ri de nira n byāpāra ri sarbwakarmma||
nahan
prabheda ning pañcajñāna de sang yogīśwara, paramarahaṣya ika||
nihan
krama ning pañcatathāgatadewī, lwir nira: bharālī dhātwīśwarī, bharālī
māmakī, bharālī pāṇḍarawāsinī, bharālī
tārā|| nahan pratyeka nira n pañca||
DHĀTVĪŚVARĪ
MAHĀDEVĪ VAIROCANAPATIḤ JÑEYĀ
LOCANĀKṢOBHYAPATIŚ CA DHĀTVĪŚVARĪLOCANEKA||
MĀMAKĪ
RATNASAMBHAVAḤ PĀṆḌARAVĀSINĪDEVĪ
AMITĀBHAPATI
JÑEYAS TĀRĀMOGHASIDDHIPRIYĀ||
ka:
bharālī dhātwīśwarī sira ta dewī lĕwih makaswāmi [b60] bhaṭāra wairocana|| bharālī locanā makaswāmi bhaṭārākṣobhya|| bharālī
dhātwīśwarī mwang bharālī locanā tunggal tatwa nira, ya ta matangnyan
caturdewī ikang dewī sumahakāryya ni(ra) bhaṭāra wairocana, makajñāna
śāśwatajñāna, sarwwajñārūpa, lwir nira: satwabajrī, ratnabajrī, dharmmabajrī,
karmmabajrī|| nahan lwir ning caturdewī pariwāra bhaṭāra wairocana|| sira ta kawaśākna kasewitan ira de sang
sādhaka, marapwan enggal kapanggih ikang kawairocanan|| bharālī māmakī dewī
bhaṭāra ratnasambhawa|| bharālī pāṇḍarawāsinī dewī bhaṭārāmitābha|| bharālī tārā dewī bhaṭārāmoghasiddhi|| nahan krama bhaṭāra
pañcatathāgata saha dewī||
[b61]
nihan tang wijākṣara mangdadyakĕn
caturdewī: e, waṁ, ma, ya||
EKĀRAṀ MĀMAKĪ JÑĒYAḤ VAṀKĀRAṀ RATNASAMBHAVAḤ
MAKĀRAṀ TĀRAYA SMṚTAḤ YAKĀRAṀ LOCANĀ PUNAḤ||
ka:
ekāra wijākṣara bharālī māmakī, waṁkāra wijākṣara bharālī pāṇḍarawāsinī, makāra wijākṣara bharālī tārā, yakāra
wijākṣara bharālī locanā, punaḥ muwaḥ ikang yakāra wijākṣara bharālī dhātwīśwarī||
nahan
krama ning caturdewī wijākṣara:
MAITRĪ
LOCANĀ VIJÑEYĀ MĀMAKĪ KARUṆĀ MATĀ
MUDITĀ
PĀṆḌARAVĀKYĀ UPEKṢĀ TĀRAYASMṚTĀ||
ka:
bharālī locanā metri tatwa nira|| ikang āmbĕk asih tan makasangkan
pratyupakāra ya maitrī ngaranya|| bharālī mā[b61]makī karuṇā tatwa nira|| ikang āmbĕk duḥka mulat ri lara ning
sarbwasatwa, lumĕkas ta ya manulung, ya karuṇā ngaranya|| bharālī pāṇḍarawāsinī muditā tatwa nira|| ikang āmbĕk suka tumon suka ning
sarbwasatwa, ya muditā ngaranya|| bharālī tārā upekṣā tatwa nira|| ikang āmbĕk nirmmala manganumoda suka nikang
sarbwasatwa, tan mengĕt wehana suka, mwang arwā pūjāstuti dening satwa manĕmu
suka, tan mengĕt, tan melik, tan gĕmyan, kewala humĕnĕng mulat juga niṣparigraha jāti nikā, ya upekṣā ngaranya, ya tikā
makatatwa ng bharālī tārā||
nā
maitrī karuṇā muditā upekṣā
caturdewī tatwa nira, ling sang yogīśwara||
EVAṀ BODHISAMADHYOTTAḤ SARBVAMUDRĀTATHĀGATA
SUGUHYATOPITA
JÑEYO BUDDHACĀRYYAVICAKṢANAIḤ||
[a62]
ka: ikang kājaran ing bodhi samādhi mwang ikang sarbwamudrā pinakalakṣaṇanta mwang ikang
tathāgata inangĕnangĕnta, mwang ikang paramaguhya tathāgata niyata ikā
kawruhana de sang buddhacāryyawicakṣaṇa, ka, ikang mahābodhi, ikang samādhi, ikang sarbwamudrā
mantra yoga bhāwanā mwang kawicakṣaṇan ya tikāwak ning caturdewī locanā, pāṇḍarawāsiṇī, māmakī, tārā|| iti
caturdewī kawruhana haywa tan prayatna, paḍa pawitra nira mwang bhaṭāra hyang buddha, apan tan kapanggih bhaṭāra hyang buddha yan ta kapaggih pāwak ning caturdewī de saḥ yogīśwara||
īṁ! iti sang hyang kamahāyānan||
|
kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
BalasHapusdan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan 4 angka alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI REHAN,,di no ((( 0853 7778 4848 )))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
1"Dikejar-kejar hutang
2"Selaluh kalah dalam bermain togel
3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
Solusi yang tepat jangan anda putus asah.... AKI REHAN akan membantu
anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: AKI REHAN: ((( 0853 7778 4848 )))
angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/
angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/
angka GHOIB; malaysia
angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/
angka GHOIB; laos
Sangat menginspirasi tapi sayang warna teksnya sukar dibaca.
BalasHapus___
Berita